Gelar Sosialisasi dan Bimtek Jalin Matra

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Suyanto Waspo Tondo Wicaksono (tengah) bersama dengan Kasubid Usaha Ekonomi Mikro Bapelmas Provinsi Jatim Nurul Muntasyiroh pakai Jilbab dalam Acara Sosialisasi Dan Bimtek Jalin Matra di Ruang Pertemuan BPM Pemdes Banyuwangi. [nurhadi/bhirawa]

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Suyanto Waspo Tondo Wicaksono (tengah) bersama dengan Kasubid Usaha Ekonomi Mikro Bapelmas Provinsi Jatim Nurul Muntasyiroh pakai Jilbab dalam Acara Sosialisasi Dan Bimtek Jalin Matra di Ruang Pertemuan BPM Pemdes Banyuwangi. [nurhadi/bhirawa]

Banyuwangi, Bhirawa.
Puluhan peserta Kamis (28/07) pagi hingga siang mengikuti program Kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknik (Bimtek) Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera ( Jalin Matra) yang digelar di ruang pertemuan BPM Pemdes Kabupaten Banyuwangi.
Menurut Kepala Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM Pemdes) Suyanto Waspo Tondo Wicaksono yang akrab dipanggil Yayan menyatakan kegiatan yang digelar merupakan program kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknik Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur sebagai upaya mengurangi jumlah angka kemiskinan di kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur.
Adapun inti dari kegiatan Jalin Matra lanjut Yayan adalah pemberian bantuan modal usaha bagi warga miskin sebesar Rp 2,5 juta per orang.
Sedangkan bentuk usahanya menurut pria asal Ponorogo itu disesuaikan dengan minat dan keinginan warga penerima bantuan tersebut, antara lain; modal untuk budi daya kambing atau domba, usaha sangkar burung, pembuatan aneka macam kue, usaha sembako dan lain-lain.
“Dana sebesar Rp 2,5 juta bagi warga miskin digunakan untuk modal kerja yang pengelolaanya diawasi dan didampingi oleh petugas yang ditunjuk oleh Bapemas Provinsi Jatim,”jelas Ayah dua putri tersebut.
Lebih lanjut mantan Kadis Pendapatan itu menambahkan, sosialisasi dan bimtek yang digelar salah satunya dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan pengelolaan dana bantuan usaha warga miskin di lapangan.
Selama ini, imbuh Yayan terkadang dana bantuan yang diterima oleh warga miskin digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif bukan digunakan untuk usaha produktif sehingga dibutuhkan tenaga pendamping untuk membimbing penerima bantuan dalam melakukan usaha.
Selanjutnya Yayan menuturkan program Jalin Matra di Banyuwangi saat ini berupa;
Bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin (BRTSM) untuk satu desa. Kemudian Program Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan (PFK) untuk 19 desa dan Program Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2) bagi warga masyarakat di 5 desa.
Salah satu desa di wilayah Banyuwangi, imbuh Yayan jumlah penerima bantuan Jalin Matra mengalami penurunan karena pelaksanaan program dinilai berhasil. Dimana setelah  petugas Bapemas dari Provinsi melakukan evaluasi dan verifikasi data di desa tersebut warga miskin yang mendapatkan bantuan usahanya dinilai sudah berhasil sehingga tidak layak untuk mendapat bantuan lagi.
Sementara salah seorang peserta sosialisasi dan bintek yang juga koordinator tenaga pendamping program PFK, Nasrul Nastain menyatakan kegiatan yang digelar salah satu tujuannya adalah menumbuh kembangkan usaha produktif dan menghindarkan warga miskin bersikap konsumtif.
Menurut Nasrul pada dasarnya bagi tenaga pendamping di lapangan relatif tidak ada permasalahan yang krusial namun warga terus membutuhkan bimbingan dan pendampingan dalam menjalankan usaha mereka.”Sejauh ini belum ada konsep dari pemerintah kabupaten maupun provinsi bagaimana cara mengawasi penerima bantuan setelah program ini selesai. Sehingga dibutuhkan konsep penanganan usaha yang sudah jalan agar terus tumbuh dan berkembang sehingga warga miskin tersebut bisa meningkat kesejahteraan mereka,”ujar Nasrul. (nurhadi/advetorial)

Tags: