Gelar Upacara, Terima Penghargaan Ditutup dengan Festival Al Banjari

Wabup Mojokerto Pungkasiadi menerima penghargaan dari Gubernur Jatim di HUT Pemprov 2019.

(Rangkaian Peringatan HUT Pemprov Jatim ke 74 Tahun 2019 di Pemkab Mojokerto)

Kab Mojokerto, Bhirawa
Rangkaian Peringatan HUT Pemprov Jatim ke 74 tahun 2019 di Kabupaten Mojokerto diisi dengan berbagasi kegiatan. Dimulai dari upacara peringatan, penerimaan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur dan ditutup dengan festival Al Banjari tingkat remaja se Kabupaten Mojokerto.
Upacara digelar di halaman Pemkab Mojokerto dipimpin Dandim 0815 Mojokerto karena diwaktu bersamaan Wabup Pungkasiadi harus menerima penghargaan di Pemprov Jatim.
Penghargaan karena Desa Kalikatir Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto sukses meraih penghargaan sebagai Desa Tangguh Bencana (Destana) 2019 kategori Pratama.
Penghargaan diserahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pada Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, saat upacara peringatan hari jadi Provinsi Jawa Timur ke-74, di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
“Provinsi Jawa Timur sudah banyak capaian prestasinya. Namun kita harus tetap melanjutkan perjuangan. Seperti mengentaskan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, membangun karakter masyarakat, mengatasi masalah kesehatan, menjaga kelestarian lingkungan, serta merajut keharmonisan sosial,” kata khofifah bertindak sebagai irup.

Kokandan Kodim 0815 Mojokerto memimpin upacara HUT Pemprov Jatim di Pemiab Mojokerto.

Sementara itu menutup rangkaian kegiatan Memeriahkan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-74 tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Mojokerto menggelar Festival Al Banjari tingkat remaja.
Penyelenggaraannya dilaksanakan Jumat (18/10) siang di Pendapa Graha Majatama, dengan dihadiri langsung Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi.
Wabup Pungkasiadi pada sambutan arahan mengatakan, jika Al-Banjari mengandung pesan-pesan agama sekaligus sosial budaya. Dirinya mengajak agar generasi penerus bangsa, sepatutnya menjaga dan melestarikan kesenian yang syarat akan ajaran agama Islam ini.
“Hal ini selaras dengan program nawa bhakti satya untuk mewujudkan Jatim harmoni. Yaitu dengan menjaga harmonisasi dalam beragama, serta sosial budaya,” kata wabup.
Al Banjari sendiri merupakan warisan budaya Islam yang mempunyai keterkaitan sejarah pada masa penyebaran agama islam oleh Walisongo.
Pada era milenial, seni ini kemudian berkembang luas dan mengalami penyesuaian dengan musik-musik tradisional baik lagu yang dibawakan, maupun alat musik yang dimainkan. Hal ini membuat seni Al-Banjari dapat diterima oleh masyarakat luas, termasuk para remaja.
“Semoga event ini juga menjadi sarana hiburan yang edukatif. ke depan semoga lebih banyak lagi event-event yang melibatkan remaja, sebagai ruang mengembangkan potensi,” tambah wabup.

Salah satu pemenang lomba Al Banjari HUT Pemprov Jatim di Kabupaten Mojokerto. [kariyadi/bhirawa]

Kriteria penilaian lomba sendiri terdiri dari tiga bagian. Antara lain vokal (40 poin), terdiri dari keutuhan dan power suara, kejernihan maupun kehalusan suara, variasi, kesesuaian vokal dan backing, juga pengaturan nafas. Untuk musik (30 poin), terdiri dari irama dasar banjari mencakup power, akurasi, tempo dan harmonisasi.
Sedangkan kriteria adab dan syair, mencakup fashohatul kalimat, kesiapan peserta, penampilan, ekspresi, dan penghayatan.
Juara festival diambil menjadi 6 grup terbaik.Yakni juara I diraih grup Al Banjari asal Kecamatan Dlanggu dengan hadiah sertifikat, trophy, dan uang pembinaan senilai Rp 2,5 juta. Diikuti Kecamatan Puri sebagai di posisi juara II yang mendapat hadiah uang sebesar Rp 2 juta, serta juara III diraih Kecamatan Jetis yang mendapat hadiah uang tunai Rp 1,750 juta.
Selanjutnya juara harapan I diraih Kecamatan Sooko yang mendapat hadiah uang tunai Rp 1,5 juta, disusul Kecamatan Pacet di posisi harapan II dengan hadiah uanh senilai Rp 1,250 juta, dan ditutup oleh Kecamatan Kemlagi sebagai juara harapan III dengan hadiah uang senilai Rp 1 juta. [adv.kar]

Tags: