Gelaran JFC di Jember Diharapkan Jadi Pemantik Peningkatan Ekonomi

Istri Bupati Jember Hj Kasih Fajarini bersama putra putrinya saat ikut memeriahkan JFC 2022 dengan busana rancangan Hj.Kasih Fajarani, Sabtu (6/8).

Jember, Bhirawa
Jember Fashion Carnaval (JFC) diharapkan mampu menjadi pemantik Perekonomian di Jember. Gelaran Fashion Show dengan Catwalk sepanjang 4 km ini digelar selama dua hari Sabtu-Minggu (6-7 Agustus 2022). Hari pertama JFC tahun ini dibuka dengan penampilan defile WACI atau Wonderful Archipelago Carnival Indonesia yang diikuti para peserta dari 8 daerah di Indonesia, yakni Kab Malang, Nganjuk, Bandung Barat, Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Mandalika Lombok Tengah, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Jember.

Setelah WACI, giliran defile Pet Carnival yang diikuti oleh para pecinta binatang tampil di catwalk. Kemudian ditampilkan defile Artwear. Bupati Jember Ir. Hendy Siswanto menyampaikan gelaran JFC ini berdampak pada perekonomian warganya.”Dengan adanya keramaian, akhirnya orang-orang yang berjualan laris semua dagangannya,” ucapnya sembari tersenyum bahagia.

Ia mengajak seluruh penonton JFC untuk membeli produk lokal Jember, oleh-oleh khas Jember, dan berwisata di kota tembakau ini.”Datang ke Jember, selain nonton JFC, tidak lengkap rasanya kalau Anda belum menikmati keindahan alam di Jember, borong juga oleh-oleh khas Jember untuk keluarga di rumah,” ajaknya.

Sementara itu, pada sesi penampilan defile artwear, Ketua TP PKK Kabupaten Jember Dra. Hj. Kasih Fajarini turut serta berpartisipasi dengan memamerkan busana karyanya sendiri. Fajarini sapaan akrabnya, berjalan di catwalk bersama keluarganya mengenakan busana bertema keindahan burung merak dengan warnanya yang menawan. “Saya turut memeriahkan dan terjun secara langsung mencoba catwalk kelas dunia ini bareng anak-anak saya,” ujar Fajarini.

Untuk diketahui, istri Bupati Jember Kasih Fajarini telah dikenal masyarakat luas sebagai perancang fesyen atau fashion designer sejak tahun 1990. Ia mendirikan beberapa gerai busana, dan menjual busana hasil karyanya sendiri.”Saya mengajak generasi muda untuk kreatif, penuh dengan ide-ide dan inovasi apapun bidangnya untuk kemajuan Kabupaten Jember ke depannya,” ajaknya.

Even berskala internasional ini berawal dari rumah mode yang didirikan oleh almarhum Dynand Fariz pada 1998. Tiga tahun berjalan, atau tepatnya pada 2001, Dynand Fariz menyelenggarakan fashion week dengan tujuan mengenalkan rumah modenya ke masyarakat. Fashion week dilakukan dengan sederhana, Dynand Fariz mewajibkan setiap karyawannya memakai busana buatannya saat bekerja selama seminggu.

Kemudian pada 2022, Dynand Fariz mengubah cara promosinya yaitu dengan menggelar pawai dimana para pesertanya adalah karyawannya sendiri yang mengenakan busana daur ulang hasil karyanya. Pawai itu ditampilkan di sepanjang jalan sekitar rumah modenya, para karyawannya pun memperagakan busana tersebut ala model profesional di jalanan perumahan sebagai cikal bakal JFC di Jember.

Tahun 2022 ini, even JFC telah menginjak usia ke 20 dan menjadi karnaval fesyen pertama yang diselenggarakan full luring atau outdoor usai dua tahun pandemi Covid-19 melanda negeri ini.[efi.ca]

Tags: