Gelombang Tinggi, Nelayan Tuban Pilih Parkirkan Perahu

Nelayan di Pantai Utara Kabupaten Tuban yang memilih memperbaiki alat tangkapnya saat cuaca di laut tak bersahabat.

Tuban, Bhirawa
Para nelayan di kawasan pantai utara Kabupaten Tuban, terpaksa harus memarkirkan perahunya di tepi pantai, hal ini karena sejak dua minggu terakhir terjadi gelombang ombak yang tinggi, apalagi diprediksi ombak akan terjadi hingga akhir tahun ini. Para nelayan ini lebih memilih memperbaiki peralatan dan alat tangkap yang sudah rusak atau memanfaatkan hasil laut lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rasmani (58), salah satu nelayan di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban, hanya bisa duduk santai di perahunya. Dia kini tak bisa mendapatkan rupiah, karena sejak dua pekan ini tidak bisa melaut. Saat ini ia hanya bisa menyibukkan hari-harinya dengan memperbaiki peralatan mereka yang rusak. “Saya takut dengan gelombang tinggi. Baru sekali saya melaut sejak seminggu lalu. Itupun, hasil dari melaut tidak seberapa,” kata Rasmani (26/12).
Nelayan lainnya, Heri (39) yang juga warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Tuban, mengatakan, saat gelombang tinggi seperti saa ini, untuk mendapat 10 kilogram ikan pun cukup sulit. Belum lagi besarnya biaya saat melaut yang tidak sebanding dengan hasil tangkapan. Hal itu membuatnya memanfaatkan hasil laut lain yakni, mencari kerang di bibir pantai utara Tuban. “Saya saat ini mengisi kesibukan dengan mencari kerang, lumayan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulanga Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono saat dikonfirmasi mengatakan, memang seminggu terakhir sampai akhir tahun ini gelombang ombak di wilayah pantai utara Jawa termasuk Tuban, terbilang tinggi mencapai 2,5 sampai 3 meter. Joko juga menghimbau kepada masyarakat di pesisir Pantura, khususnya di wilayah Bumi Wali, agar mewaspadai dan berhati-hati terhadap meningkatan tinggi gelombang air laut. [hud]

Tags: