Gelorakan Germas, Pemkab Sidoarjo Ciptakan Senam SSB

Basori Alwi sedang memperkenalkan SSB kepada masyarakat. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (Diporapar) Kabupaten Sidoarjo menciptakan Senam Sidoarjo Bugar (SSB). Hal itu sebagai upaya menggelorakan Germas melalui senam dikala pandemi Covid 19 yang masih berlangsung.
SSB ini diperkenalkan kepada belasan komunitas senam yang tergabung dalam KORMI (Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) Kabupaten Sidoarjo, di Gedung Serbaguna GOR Sidoarjo, Minggu, (19/9) kemarin.
Menurut Kabid Olah Raga, M Bashori Alwi, SSB tercipta dari seni budaya masyarakat Sidoarjo. Seni budaya lokal Sidoarjo yang ada diangkat dan dikembangkan menjadi gerak senam. Persisnya seni Tari Ujung Desa Tarik yang berada di Kecamatan Tarik.
“Pada dasarnya SSB ini mengambil tema lokal Sidoarjo persisnya Tari Ujung di Kecamatan Tarik yang sudah lama ada, disana masih berkembang Tari Ujung dan ini masyarakat banyak yang tidak tahu,” ucapnya.
Bashori juga mengatakan, Kementerian Pemuda dan Olah Raga menghimbau daerah untuk kreatif menciptakan olah raga masyarakat. Hal itu yang juga mendorong semangatnya untuk menciptakan SSB ini. Dan 80% gerakan SSB dari Tari Ujung. Kemudian sedikit dikreasi oleh Tim Disporapar Sidoarjo. Seperti musiknya yang memang sengaja tidak sepenuhnya diambil dari tari itu.
“Setiap daerah diminta Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menciptakan (senam) dan ini akan diikutkan dalam lomba yang diadakan nantinya oleh kementerian, kami coba mengawali menciptakan ini dan ketika kementerian akan mengadakan lomba kami sudah siap,” ujarnya.
Kedepan, lanjut Alwi, dirinya akan membuat senam – senam kreasi lokal lainnya. Masih banyak potensi seni budaya lokal Sidoarjo yang dapat diangkat menjadi olahraga senam. Seperti Tari Banjarkemuning yang dapat dikembangkan lagi. Menurutnya dengan pengembangan seni budaya seperti ini dapat sebagai ladang promosi seni budaya khas Sidoarjo.
“Kami juga akan mencari sesuatu yang khas di Sidoarjo ini, saya kira masih banyak, seperti didaerah pesisir yang sudah ada Tari Banjarkemuning maupun budaya nyadran, kami akan bergerak terus kewilayah yang mempunyai kekhasan,” tambahnya.
Alwi menegaskan, aktifitas olah raga tak boleh berhenti tetapi dilaksanakan secara teroganisir, dilakukan tertata dan terjaga sehingga Prokes itu berjalan dan kebugaran itu tetap tercipta, Insya Allah teman – teman komunitas ini terutamanya para instruktur ini sudah divaksin. [ach]

Tags: