Gelorakan Pentingnya Pola Hidup Sehat

NIna Soekarwo

NIna Soekarwo

Masih banyaknya masyarakat Jatim yang kurang kesadarannya untuk menjalani pola hidup sehat, mengundang keprihatinan tersendiri bagi Ketua PKK Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo. Untuk itu, istri Gubernur Jatim Dr H Soekarwo ini selalu menggelorakan pentingnya pola hidup sehat.
Menurut dia, pola hidup yang tidak sehat memunculkan banyak penyakit mematikan pada diri seseorang. Salah satunya adalah penyakit kanker yang selama ini menjadi momok masyarakat. Sebab jika tidak sejak dini penyakit ini terdeteksi dan diobati, kematian sudah pasti menanti.
“Salah satu penyebab utama penyakit kanker adalah gaya hidup yang kurang sehat. Oleh karena itu, memperbaiki pola hidup sehat yang bebas dari radiasi, makanan dan minuman yang mengandung bahan-bahan berbahaya sangat penting. Langkah paling sederhana adalah mengawali hidup sehat dari rumah,” kata Bude Karwo, sapaan lekat Nina Soekarwo.
Saat ini, lanjutnya, jumlah penderita kanker paling banyak adalah kanker payudara dengan jumlah mencapai 5.127 orang. Jumlah ini turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 967 orang. Sedangkan jumlah kanker leher rahim penderitanya sebanyak 3.814 dari sebelumnya 871 orang.
Menurunnya jumlah penderita kanker yang diderita kaum hawa ini tidak lepas dari upaya kerja keras yang dilakukan Bude Karwo, sebagai Ketua Yayasan Kenker Indonesia (YKI) Cabang Jatim. Berbagai cara dilakukan agar jumlah penderita kanker terus turun tiap tahunnya di Jatim.
“Hingga akhir Maret nanti kita akan terus melakukan sosialisasi kepada komunitas perempuan, instansi, organisasi wanita dan LSM. Kita juga akan melakukan jemput bola mengobati kanker sejak dini melalui mobil yang kita miliki,” ungkapnya.
Bagi penderita yang sudah terlanjur terkena kanker, jelas Bude Karwo, YKI menyediakan rumah singgah di Mulyorejo Surabaya. Di tempat ini penderita kanker akan mendapatkan perhatian ekstra dari petugas. Bahkan, bagi penderita yang kurang mampu tidak dipungut biaya sama sekali.
“Mayoritas penderita kanker yang datang berobat sudah terlambat. Mereka sudah dinyatakan masuk stadium 2, 3, hingga 4. Kalau sudah stadium 4 sulit bisa disembuhkan. Jika sudah demikian, biasanya terjadi pemiskinan karena harus mengeluarkan biaya banyak. Makanya kita gratiskan bagi masyarakat yang tidak mampu jika tinggal di rumah singgah,” pungkasnya. [iib]

Rate this article!
Tags: