Gemetar Pertama Kali Tolong Korban Kecelakaan

Para awak media saat mengikuti praktik Resusitasi Jatung Paru (RJP) bagi korban kecelakaan. [Achmad tauriq/bhirawa]

Para awak media saat mengikuti praktik Resusitasi Jatung Paru (RJP) bagi korban kecelakaan. [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Sambiol melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru(RJP) wartawan senior RRI, Kris Mariyono berulang kali menghitung 1234. Pria yang akrab dipanggil mbah Kris ini semakin gemetar dan gugup saat membalut luka terbuka yang ada di paha kanan atas dan betis kaki kiri.
“Baru kali ini menolong korban kecelakaan ternyata membuat saya gemetar, gugup dan bingung. Karena mana yang harus ditangani dahulu lukanya atau RJPnya,” ungkap Kris yang sudah menjadi wartawan selama 30 tahun.
Untungnya penanganan korban kecelakaan ini hanya simulasi pelatihan yang di gelar PMI Provinsi Jawa Timur bagi jurnalis Kota Surabaya dan di Gelar di Hotel Ibis Style Surabaya beberapa waktu lalu dengan tema Safety Media  First Aid For Journalist.
Para awak media ini diajari secara praktik langsung saat menyelamatkan korban kecelakaan tapi dengan boneka standar internasional yang digunakan untuk latihannya. Bagaimana cara menyelamatkan korban yang benar, membalut luka dengan baik supaya darah tidak keluar terus menerus.
“Asli gemetar semua saya, ini masih praktik coba kalau beneran bisakah menyelamatkan korban kecelakaan sesuai dengan prosedural, latihan saja sudah banyak yang salah bisa-bisa korban meninggal di tempat,” ujarnya sambil tertawa.
Apalagi saat melakukan RJP, mulai dari memberi nafas buatan hingga memompa jantung banyak awak media ini melakukan kesalahan mulai dari belum memeriksa respon, adanya pernafasan hingga denyut nadi. Bahkan kesalahan juga banyak dilakukan saat menentukan letak jatung yang harus dipompa.
“Jangan keliru mijit dan keras-keras kalau mompa jatungnya bisa jebol sampai tulangnya,” kata mbah Kris saat mengomentari salah satu wartawan yang sedang melakukan praktik.
Sementara untuk menentukan posisi pemompaan jatung cukup dengan menentukan pertemuan lengkung iga kiri dan kanan. Raba lengkung rusuk paling bawah geser sampai bertemu dengan rusuk sisi berlawanan. Setelah itu tentukan titik pijatan dari pertemuan kedua rusuk tersebut diukur dua jari ke atas pada garis tengah tulang dada.
Menurut Media Officer ICRC, Sonny Nomer mengatakan bahwa pelatihan seperti diperlukan bagi para jurnalis. “Jadi tidak hanya bisa meliput sebuah berita saja tapi juga diharapkan nanti bisa membantu korban kecelakaan maupun  korban bencana dan konflik,” pungkasnya.
Sonny menambahkan, selain pelatihan ini penting bagi para wartawan untuk bisa mengetahui harus bagaimana saat meliput berita khususnya didaerah konflik, mulai dari pemberitaan, pakaian dan khususnya keselamatan diri sendiri.
“Hasil pelatihan ini sangat bagus sekali harapan kami kedepan pelatihan bagi jurnalis ini tidak hanya dilakukan di Jakarta dan Surabaya saja tapi juga bisa didaerah daerah lain. Kami harap ada kerjasama antara media dengan PMI, dimana kami akan memberikan pelatihan disisi lain media bisa membantu menginformasikan kegiatan PMI ke masyarakat,” pintanya. [riq]

Tags: