Gempa 6,3 SR Guncang Daerah Jatim Selatan

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau gempa bumi 6,3 SR yang terjadi pada wilayah selatan Jatim, Minggu (26/7) pukul 14.05.

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau gempa bumi 6,3 SR yang terjadi pada wilayah selatan Jatim, Minggu (26/7) pukul 14.05.

Pemprov, Bhirawa
Ketenangan warga Jatim daerah selatan seketika riuh begitu merasakan gempa dengan kekuatan 6,3 skala richter (SR). Gempa yang hanya berlangsung beberapa detik itu cukup mengagetkan warga hingga membuat warga berhamburan keluar rumah sambil teriak ada gempa atau ada lindu.
Berdasarkan data yang didapat Bhirawa dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa yang tidak berpotensi tsunami ini terjadi, Minggu (26/7) pukul 14.05. Pusat gempa berada di Samudera Hindia pada kedalaman 10 km di 150 km Barat Daya Kabupaten Malang, 163 km Tenggara Kabupaten Blitar, 168 km Barat Daya Lumajang dan 253 km Barat Daya Surabaya.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, lima menit setelah menerima informasi adanya gempa, Posko BNPB langsung mengonfirmasi BPBD dan melakukan analisis dampak gempa. Guncangan gempa dirasakan sedang hingga kuat oleh masyarakat di sepanjang pesisir selatan Jatim mulai dari Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Lumajang, Jember dan Banyuwangi.
“Bahkan gempa juga dirasakan warga di Jogjakarta, Jawa Tengah dan Bali. Berdasarkan laporan sementara dari BPBD, gempa dirasakan kuat selama 5 detik di Malang, 6 detik di Blitar dan 4 detik di Lumajang. Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan. BPBD masih memantau kondisi di lapangan,” kata Sutopo.
Dia menjelaskan, lokasi gempa berada pada zona subduksi atau pertemuan lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia. Lokasi ini masih satu zona dengan gempa 5,7 SR yang terjadi pada Sabtu kemarin. Zona ini memang rawan gempa yang bergerak rata-rata 5-7 cm per tahun ke arah Timur Laut-Utara.
Potensi gempa maksimum di Jawa Megathrust di selatan Jawa sekitar 8,1 – 8,2 SR. Dari Selat Sunda hingga Bali sepanjang jalur Jawa Megthrust tersebut baru di selatan Pangandaran (7,8 SR, tahun 2006) dan selatan Banyuwangi (7,8 SR, 1994) yang pernah terjadi gempa besar dan tsunami dalam kurun waktu 165 tahun terakhir.
“Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan. Gempa dapat terjadi tiba-tiba. Semoga gempa 6,3 SR tidak mempengaruhi peningkatan aktivitas Gunung Raung,” pungkasnya
Gempa di Malang mengagetkan warga sekitar. Wartawan Bhirawa yang saat itu sedang menerima tamu di rumahnya di Kota Malang merasakan kursi bergoyang dan kaca jendela bergetar hampir 30 detik.
Devi, warga Sumbermanjing Kulon Kecamatan Pagak Kabupaten Malang juga mengaku kaget dengan gempa yang terasa sangat kuat di rumahnya.
“Kaca-kaca jendela bergetar cukup lama dan keras. Kebetulan di rumah pas banyak saudara yang datang berlebaran. Sehingga semua sempat kaget dengan kejadian gempa kali ini,” tutur Devi.
Walaupun kekuatan gempa cukup kuat, hingga kemarin sore belum ada laporan kerusakan bangunan akibat guncangan gempa. Masyarakat juga tidak terlalu panik karena kejadiannya siang hari dan kebanyakan mereka beraktivitas ke luar rumah, seperti berwisata dan bekerja.sup

Tak Berkaitan Raung
Pengamat Gempa Stasiun Geofisika Karangkates Agus Purwantono menegaskan bahwa gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Malang Minggu kemarin tak berkaitan dengan aktivitas Gunung Raung.
“Gempa ini tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Raung yang sampai sekarang statusnya masih Siaga,” ujarnya ketika dikonfirmasi melalui telepon, Minggu (26/7).
Ia menjelaskan, terjadinya gempa bumi berkekuatan 6,3 SR dengan kedalaman 10 kilometer di laut sekitar 150 kilometer barat daya Kabupaten Malang tersebut diakibatkan pertemuan lempeng tektonik di Selatan Pulau Jawa.
“Sekali lagi, gempa ini terjadi di laut, bukan karena aktivitas Gunung Raung. Masyarakat tidak perlu menanggapi jika ada isu yang beredar bahwa ini berhubungan, bahkan diakibatkan oleh Gunung Raung,” katanya.
Gempa terjadi pada pukul 14.05 WIB yang lokasinya berada di 9,57 Lintang Selatan – 112.64 Bujur Timur, dan tidak berpotensi tsunami.
Hingga berita ini diturunkan kemarin sore, Stasiun Geofisika Karangkates maupun BMKG Juanda Surabaya belum menerima laporan adanya kerusakan bangunan dan potensi gempa susulan yang belum menerima peringatan. [iib,sup]

Tags: