Gempa 6,6R, Wali Kota dan Pegawai Keluar dari Balaikota

Upaya evakuasi korban dari ketinggian Balaikota Batu dengan menggunakan jalur tali maupun Mobil Tangga PMK

Kota Batu, Bhirawa
Ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga honorer berhamburan keluar dari gedung Balaikota Among Tani Kota Batu. Suara sirine dan panduan dari pengeras suara membimbing para ASN dan honorer untuk menyelamatkan diri dari gempa bumi berkekuatan 6,6 SR yang menguncang gedung balaikota.
Di antara hamburan massa tersebut, terlihat Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi dan Wakil Wali Kota Batu, Ir Punjul Santoso SH MM ikut menyelamatkan diri menuju titik kumpul.
Meskipun di gedung balaikota sudah memiliki jalur evakuasi, namun masih ada pegawai yang terjebak dalam gedung. Selain ada yang belum mengetahui jalur evakuasi, beberapa akses jalan juga terputus akibat karena tertimbun reruntuhan material gedung yang runtuh.
Sedikitnya ada 3.000 ASN dan honorer yang kemarin panik mencari pertolongan. Untuk korban yang terjebak di ketinggian, akhirnya dievakuasi dengan Mobil Tangga dan Mobil Surveyor milik PMK.
Di sudut lain, ada seorang pegawai yang terluka pada kedua kakinya. Akibatnya ybs tidak bisa berjalan untuk menyelamatkan diri.
Dengan sigap, beberapa Petugas BPBD menyiapkan jalur evakuasi dengan menggunakan tali. Korban yang tak bisa berjalan itupun diturunkan dengan tandu yang diluncurkan dengan menggunakan tali.
Namun demikian, dengan panduan dari pengeras suara yang terdapat di berbagai sudut gedung balaikota, akhirnya para ASN dan honorer ini yang mengikuti simulasi penanganan bencana ini bisa diselamatkan. Meskipun panik mereka mengikuti jalur keselamatan yang sudah dibuat BPBD dengan teratur.
Simulasi ini dilaksanakan oleh BPBD Kota Batu dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2019. “Kita sudah membuat sistem Kesiapsiagaan bencana. Ketika terjadi bencana, kita ingin tahu apakah sistem itu berjalan dengan baik dan bagaimana ketrampilan masing-masing petugas dari berbagai fungsi,” kata Kepala BPBD Kota Batu, Sasmito, Kamis (25/4).
Pasca simulasi ini, BPBD akan melakukan evaluasi apakah ada kekurangan dari sistem kesiapsiagaan yang ada di Balai Kota Among Tani.
“Sekilas, kita lihat tadi, durasinya agak panjang mencapai 38 hingga 40 menit penanganan. Biasanya dengan kondisi yang sama, situasi yang belum terkondisikan, butuh waktu kurang lebih 30 menit saja,” jelas Sasmito.
Simulasi penanggulangan bencana alam kemarin merupakan simulasi dengan pengerahan massa terbesar yang dilaksanakan oleh BPBD Kota Batu. Diharapkan simulasi ini akan membuat masyarakat mengerti cara menyelamatkan diri saat bencana terjadi.
Aksi penyelamatan dan penenganan terhadap korban bencana ini langsung mendapatkan apresiasi dari Walikota Batu, Dewanti Rumpoko. Apalagi aksi penyelamatan dilakukan dari berbagai kesatuan mulai dari BPBD, PMK, PMI dan Dishub Kota Batu.
“Sayangnya masih ada ASN yang tidak sungguh-sungguh dalam simulasi ini, kegiatan seperti ini harus rutin kita laksanakan, mudah- mudahan kesiapsiagaan ini tetap terjaga,” pesan Dewanti.
Ia juga membenarkan bahwa masih ada beberapa peralatan penanggulangan bencana yang belum tersedia di Balai Kota Among Tani. Untuk itu wali kota memerintahkan kepada BPBD untuk menginventaris kekurangan peralatan penanggulangan bencana di Balai Kota Among Tani. [nas]

Tags: