Gempa di Pacitan, 1 Rumah di Trenggalek Ambruk

Salah satu jalan terlihat rusak parah akibat gempa di Pacitan.

Salah satu jalan terlihat rusak parah akibat gempa di Pacitan.

Trenggalek, Bhirawa
Satu bangunan rumah di Kabupaten Trenggalek ambruk akibat gempa berskala 5,6 Skala Richter (SR) yang terjadi di Pacitan Jatim. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, gempa tektonik yang berpusat di kedalaman 10 kilometer pada titik ordinat 09.06 LS, 111.24 BT, dan berjarak sekitar 104 kilometer tenggara Kabupaten Pacitan itu sempat membuat warga panik berhamburan keluar rumah.
Ratusan PNS yang bekerja di gedung Sekretariat Daerah (Setda) Trenggalek bahkan ikut berlarian menyelamatkan diri dari gedung dua lantai tempatnya bekerja. Hal serupa dilakukan belasan anggota Badan Anggaran DPRD Trenggalek yang saat itu menggelar rapat pembahasan KUA-PPAS (Kebijakan Umum APBD Prioritas Plafon Anggaran Sementara).
Sejumlah anggota banggar yang masih di dalam gedung DPRD usai pembahasan KUA-PPAS sontak berlarian ke halaman karena gerakan gempa terasa semakin kuat hingga menimbulkan bunyi berdecit akibat gesekan kayu bangunan di bagian atap.
“Sejauh ini kami tidak menerima laporan kerusakan ataupun korban jiwa akibat gempa berskala 5,6 SR di lepas pantai Kabupaten Pacitan,” ucap Kasi Kedaruratan Ahmad Budiharto, Senin (14/7).
Informasi kerusakan rumah akibat gempa diperoleh dari salah seorang relawan salah satu calon anggota DPRD RI di Kabupaten Trenggalek  Ahmad Najib. Ia menyampaikan, satu unit bangunan dapur berbentuk semipermanen milik Basuni (56) di Desa Kedunglurah Kecamatan Pogalan, ambruk begitu goyangan gempa menguat. Beruntung Basuni, istri dan anggota keluarganya yang lain saat itu sedang tidak berada di bawah dapur, sehingga mereka lolos dari maut.
Selain di Trenggalek, gempa berkekuatan 5,6 SR yang mengguncang wilayah tenggara Pacitan, juga sempat membuat warga panik di sekitar Pacitan. Tak hanya di permukiman, warga yang sedang bekerja pun berhamburan meninggalkan ruangan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Pacitan Didit Maryanto mengaku belum mendapat informasi terkait dampak gempa. Pihaknya, lanjut Didit, masih mengumpulkan informasi dari jajaran di tingkat kecamatan.
Notifikasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gempa berkekuatan 5,6 SR terjadi pada pukul 12.05 WIB berada 9.06 LS,111.24 BT, 104 km Tenggara Kabupaten Pacitan, Jatim dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa tersebut menggetarkan sejumlah wilayah di Jatim bagian selatan dan Jateng.
Petugas Operasional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang Dana Ristanto menyatakan di wilayah Malang Selatan terjadi gempa dengan kekuatan 5,6 Skala Richter (SR).
Sedangkan gempa tersebut, kata dia, berpusat di wilayah Kabupaten Pacitan. “Gempa tercatat di wilayah pacitan, pada pukul 12.05 WIB, sehingga gempa itu merambat ke wilayah Malang Selatan,” terang Dana Riswanto.
Menurutnya, dari data BMKG, gempa berada pada lokasi 9.06 Lintang Selatan (LS), 111.24 Bujur Timur (BT) dan 104 km Tenggara Pacitan. Sementara, kedalaman gempa mencapai 10 kilometer (km). Namun, gempa yang terjadi itu tidak berpotensi tsunami. Sehingga warga di pesisir Pantai Malang Selatan tidak usah panik, karena tidak akan terjadi gelombang tsunami.
Hal ini juga dibenarkan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kabupaten Malang Bagyo Setiono, bila siang tadi terjadi gempa di wilayah Malang Selatan, meski terjadi gempa di wilayah Malang Selatan, namun tidak ada kerusakan pada rumah warga yang berada di pesisir pantai. “Itu kita ketahui jika tidak ada kerusakaan rumah penduduk yakn dari laporan dari masing-masing kantor kecamatan yang tersebar di wilayah Malang Selatan,” jelasnya.
Dengan terjadinya gempa, kata dia, maka BPBD kini telah siap tanggap dan memantau perkembangan pasca gempa di wilayah Malang Selatan. Selain itu, pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan BMKG Karangkates, hal itu agar mengetahui setiap perkembangan data yang dimiliki BMKG, karena dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan. Tapi, berdasarkan informasi dari BMKG, gempa tersebut tidak berpotensi terjadinya gelombang tsunami.
“Meski dari laporan masing-masing kecamatan tidak adanya kerusakan rumah warga akibat gempa. Kami akan tetap melakukan pendataan pada rumah warga di wilayah Malang Selatan, khususnya rumah warga yang berada di wilayah pesisir pantai,” papar Bagyo.
Secara terpisah, salah satu warga Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang H Syamsudin mengatakan, gempa yang melanda wilayah Desa Bantur telah membuat panik sebagian warga. Pasalnya, gempa itu sangat terasa  sehingga sebagian warga merasa takut, dan harus keluar rumah. “Namun, gempa tersebut tidak berlangsung lama, mungkin hanya beberapa detik saja,” ungkapnya.
Dijelaskan Syamsudin, di wilayah Malang Selatan memang sering merasakan gempa, sehingga sebagian warga menganggap hal itu sudah biasa. Tapi, biasanya yang paling takut terjadi gempa itu, warga yang berada di wilayah pesisir pantai. Karena mereka takut jika gempa akan menimbulkan gelombang tsunami. Sementara, di wilayah Desa  Bantur tidak ada kerusakan pada rumah warga.
Di Madiun, gempat sempat membuat panik warga. Salah satu warga Kelurahan Nambangan Kidul Kecamatan Manguharjo, Anita mengaku kaget saat tubuh dan kursi yang ia duduki bergoyang. “Saya kaget, tiba-tiba tubuh dan kursi yang saya duduki berguncang. Walaupun cuma sebentar tapi sempat takut dan bingung ada apa,” ujar Anita.
Ia awalnya tidak menduga jika terjadi gempa bumi. Ibu satu anak tersebut langsung tahu terjadi gempa setelah sejumlah tetangganya berhamburan keluar rumah sambil berteriak ada gempa. “Awas ada lindu (gempa kecil). Ayo keluar rumah,” kata Anita menirukan teriakan tetangganya.
Sementara, kekagetan akibat gempa juga terjadi di sejumlah perkantoran yang ada di Kota Madiun. Para pegawai dan warga lainnya yang sedang beraktivitas juga sempat kaget dan berlari ke luar bangunan.
Selain di Kota Madiun, gempa diperkirakan juga terasa di Kabupaten Madiun, Magetan, Blitar, Lumajang, Malang, Ponorogo, dan sekitarnya. Meski tidak ada kerusakan berarti, namun gempa cukup membuat kaget warga.
Weni, salah seorang warga yang tinggal di Kelurahan Banjaran Kecamatan Kota Kedir, mengaku saat itu ia sedang istirahat di dalam kamar. Ia kaget tiba-tiba tubuhnya tergoyang-goyang. “Sempat merasakan walaupun sebentar. Tapi, kekuatan gempanya sanga terasa,” kata Weni.
Akibat gempa itu, aktivitas perkantoran sempat ramai. Sejumlah pegawai serta pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri, bahkan sempat keluar dari rumah sakit, hendak menyelamatkan diri. Bahkan, anggota DPRD yang saat itu juga sedang menjalani rapat, juga sempat keluar dari gedung, hendak menyelamatkan diri. [dar.cyn.mb2]

Tags: