Gencar Lakukan Pelatihan See and Treat bagi Tenaga Medis dan Kader PKK

Bude Karwo selaku Ketua YKI Cabang Provinsi Jatim bercengkerama dengan para peserta Workshop See and Treat bagi Tenaga Medis dan Kader 10 Kabupaten/Kota Jatim, Rabu (25/5).

Bude Karwo selaku Ketua YKI Cabang Provinsi Jatim bercengkerama dengan para peserta Workshop See and Treat bagi Tenaga Medis dan Kader 10 Kabupaten/Kota Jatim, Rabu (25/5).

Melihat Upaya YKI Jatim Cegah Penyakit Kanker Serviks
Kota Surabaya, Bhirawa
Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Saking ganasnya penyakit ini, organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) menyebut kanker sebagai penyakit tidak menular, yang paling banyak menyebabkan kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung.
Di Indonesia, pada 2013 lalu jumlah penderita kanker mencapai 347.792 orang dan di Jatim sebanyak 61.230 orang. Dari jumlah itu, sepertiganya merupakan penderita kanker serviks. Makanya tak heran jika kanker serviks ini merupakan penyakit yang sangat ditakuti kaum hawa.
Guna menanggulangi terus bertambahnya jumlah penderita kanker, khususnya kanker serviks ini, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Provinsi Jatim dan Pemprov Jatim terus melakukan pencegahan dan penanggulangan. Salah satu caranya adalah dengan gencar melakukan sosialisasi pemeriksaan dini.
“Kita dari provinsi memang harus proaktif untuk menangani kanker serviks. Sudah beberapa kali melakukan pelatihan See and Treat dalam rangka sosialisasi sekaligus pemeriksaan tes dengan metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat),” kata Ketua YKI Cabang Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi saat membuka Workshop See and Treat bagi Tenaga Medis dan Kader 10 Kabupaten/Kota Jatim di Hotel G Suites Surabaya, Rabu (25/5).
Menurut dia, Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) merupakan faktor risiko utama kanker serviks. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi HPV dan berisiko tinggi terkena kanker serviks. Setiap tahunnya ada ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan perempuan meninggal karena kanker serviks.
“Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Di Indonesia, setiap satu jam satu perempuan meninggal karena kanker serviks. Berdasarkan fakta mengerikan ini, banyak hal yang perlu dilakukan pencegahan untuk menanggulangi kanker serviks. Sehingga Jatim terus melakukan penanggulangan terhadap kanker serviks,” jelas Bude Karwo, sapaan lekatnya.
Lebih lanjut disampaikannya, langkah proaktif YKI Jatim bersama Pemprov Jatim terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan pelatihan See and Treat bagi tenaga medis dan kader PKK di Jatim, pemeriksaan IVA sebagai pemeriksaan dini untuk kanker serviks dengan pengobatan holistic krioterapi (cryotherapy).
“IVA Test dan papsmear bukan hanya berguna untuk mencegah risiko kanker serviks, tapi juga sebagai deteksi dini. Jadi, bila ada plak putih atau lesi pra kanker setelah tes IVA, pasien bisa melakukan pengobatan krioterapi (cryotherapy). Krioterapi ini bisa mengobat kanker serviks yang terdeteksi dini,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, di Jatim sudah relatif banyak yang melalui pemeriksaan dengan IVA Test. Hingga 2016 yakni sekitar 145.711 perempuan dengan dokter yang menangani sebanyak 562 orang, serta bidan yang menangani 2.924 orang. Namun masih terdapat beberapa kendala, karena dari jumlah penduduk terdapat sekitar enam juta perempuan berpotensi terkena kanker serviks.
Untuk itu, Bude Karwo yang juga Ketua TP PKK Provinsi Jatim ini mengajak pemerintah kabupaten/kota termasuk istri bupati/wali kota untuk menjadi Ketua YKI di daerah masing-masing. Hal ini dilakukan agar dapat memotivasi masyarakat untuk memeriksakan secara dini untuk kanker serviks.
“Kita harus menyosialisasikan kepada masyarakat khususnya kaum perempuan untuk memeriksakan diri secara dini. Karena 80 persen mereka datang dalam stadium lanjut. Ini yang kita upayakan untuk ditanggulangi dan dicegah. Apalagi sekitar 6 juta kaum perempuan di Jatim berpotensi terkena virus HPV,” jelasnya.
Menurutnya, pemeriksaan IVA Test dan Cancer Breast Examination (CBE) belum ke upaya preventif. “Di daerah masih belum ke upaya preventif. Kita harus aktif bagaimana menyampaikan kepada mereka bahwa itu penting diperiksakan sejak dini. Karena yang datang 80 persen setelah diperiksa sudah dalam kondisi stadium lanjut. Masih kurangnya masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker serviks adalah tugas yang kita kerjakan,” tutur Budhe Karwo.
Selain sosialisasi pemeriksaan dini kanker serviks kepada masyarakat, menurut Bude Karwo, konsep rujukan berjenjang khususnya untuk kanker serviks dan langkah preventif dan promotif harus dilakukan. Maksudnya, jika di kabupaten/kota terdapat rumah sakit yang bisa menangani kanker serviks, maka tidak perlu dibawa ke rumah sakit provinsi.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Jatim Siti Nurahmi SH, MSi melaporkan tujuan Workshop See and Treat yakni meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan deteksi dininya, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan IVA.
Selain itu juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dalam melakukan terapi dengan cryotherapy bila menemukan IVA positif, meningkatkan kualitas penerapan rujukan berjenjang dalam jajaran pelayanan kesehatan di Jatim.
“Yang terpenting adalah terwujudnya Puskesmas di tingkat eks wilayah pembantu bupati di setiap kabupaten/kota di Jatim yang mampu melakukan IVA dan cryotherapy sebagai pusat rujukan, serta mengoptimalkan pelaksanaan East Java Cancer Network,” pungkasnya. [Zainal Ibad]

Tags: