Genjot Ketahanan Pangan dengan SMK Pertanian

smk-pertanianPemprov Jatm, Bhirawa
Upaya menguatkan ketahanan pangan di Jatim tidak hanya menyiapkan teknologi pangan saja, namun perlu juga pencetakan kader petani unggul masa depan. Bekerja sama dengan SMK-SMK Pertanian, Dinas Pertanian Jatim membuka program magang tanpa tolak.
Hingga kini, sudah ada 14 SMK di Jatim yang spesifik dengan jurusan pertanian. Tujuannya adalah produk-produk pertanian akan memiliki mutu yang bagus jika ditangani oleh petani hasil didikan dari SMK Pertanian.
Untuk itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanamn Pangan dan Hortikultura (PSBTPH) Dinas Pertanian Provinsi Jatim menyiapkan program magang tanpa tolak untuk siswa-siswi SMK Pertanian.
Kepala UPT PSBTPH Satoto Berbudi mengatakan, animo masyarakat terhadap SMK Pertanian ini dari tahun ke tahun meningkat. SMK Pertanian ini outputnya adalah memberikan kompetsnis terhadap penguasaan komuditas pertanian serta praktik riil di lapangan.
Jika pada umumnya, SMK adalah jurusan otomotif, elektronik, internet hingga tata boga dan tata busana. Namun, SMK Pertanian ini spesifik mempelajari tentang pertanian serta bagaimana aplikasinya di masyarakat.
“Ketahanan pangan kan tidak dari kualitas benih atau varietas pertanian melainkan sumber daya dalam arti Petaninya juga harus bermutu. Nah, SMK Pertanian inilah yang menjadi solusi agar muncul Petani-petani muda di Jatim,” kata Satoto, dikonfirmasi, Kamis (29/12).
Ia menjelaskan, di Jatim saat ini telah memiliki 14 SMK Pertanian. Diantaranya, SMKN Kademangan (Blitar), SMKN 1 Doko (Blitar), SMKN Tulungagung, SMKN 5 Jember, SMKN 1 Malang, SMKN 1 Purwosari, SMKN 1 Gondang, SMKN 2 Bagor (Nganjuk), SMKN 1 Plosoklaten (Kediri), SMKN 2 Batu, SMKN 1 Telogosari, SMK PP 1 Tegalampel (Bondowaoso), SMKN 1 Sumber (Probolingo) dan SMK Sunan Ampel (Jember).
“Rata-rata muridnya per angkatan mencapai 600 siswa. Tiap tahun meningkat ini menunjukkan bahwa antusias terhadap pertanian dengan teknologinya juga kian digemari masyarakat,” kata pria asal Gedangan, Sidoarjo ini.
Untuk SMK ini, lanjutnya, kurikulumnya mengikuti kurikulum pendidikan nasional. Sementara peran dari UPT PSBTPH adalah menyediakan sarana praktik dan magang bagi para siswa-siswi tersebut. Selain itu, UPT PSBTPH juga dilibatkan dalam penyusnan uji kompetensi siswa tergantung permintaan masing-masing sekolah. Sutoto juga menyebut, sesuai dengan intruksi dari Gubernur Jatim Dr H Soekarwo terkait inovasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), SMK Pertanian ini layak menjadi inovasi alam program ketahanan pangan di Jatim.
Karena dengan SMK Pertanian ini, mampu mencetak petani-petani muda di masa mendatang. Selain itu , juga didukung ketersediaan benih yang tepat Waktu, Tepat Harga dan Tepat Volume. “Di luar negeri kenapa pertaniannya maju karena didukung oleh sumber daya manusia yang mumpuni. Nah, dengan SMK Pertanian ini, tentunya Jatim akan mencetak petani-petani muda,” jelasnya.
Satoto juga menyebut, banyak peluang yang didapat bagi alumni SMK Pertanian ini. Selain mereka bisa menjadi wirausaha di bidang pertanian, jiga bisa bekerja di produsen benih di Jatim. Menurutnya, sekitar 700 perusahaan produsen benih di Indonesia ada di Jatim. “Banyak peluangnya, apakah mereka mau bekerja di perusahaan benih baik atau mau berwirausaha di bidang pertanian,” pungkasnya. [iib]

Tags: