Genre Religi di Bondowoso Libatkan Ratusan Pelajar

Sekretaris Daerah Bondowoso H Saifullah, S.E M.Si saat memberikan sambutan di GOR Pelita kemarin. [Ihsan Kholil]

Bondowoso, Bhirawa
Pemerintah Daerah Bondowoso melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (DPPKB) menggelar Genre (Generasi Terencana) Religi, dengan memberikan edukasi tentang usia pernikahan ideal kepada 800an pelajar SMA/SMK dan MA, di GOR Pelita, Senin (4/11).
Kegiatan itu, terus dilakukan dengan berbagai upaya dalam menekan angka pernikahan dini. Salah satunya yakni mempersiapkan anak remaja menjadi generasi terencana yang berakhlak baik.
Sekretaris Daerah Bondowoso H Syaifullah, S.E M.Si mengatakan, apresiasi atas upaya menekan angka pernikahan dini dengan pendekatan islami kepada anak muda ini.
“Saya bangga, mari kita dorong terus anak muda supaya terus berprestasi,”katanya.
Menurutnya, faktor orang tua mempengaruhi terjadinya pernikahan dini beberapa persen. Karena itulah, sejak dini penting untuk mengeduksi pernikahan usia ideal. Mengingat, angka pernikahan dini Bondowoso masih cukup tinggi.
“Mari kita dorong orang tua untuk menuntaskan pendidikan anaknya hingga perguruan tinggi,”Jelas Sekda.
Sementara Kepala Dinas PPKB Bondowoso Nunung Setianingsih mengatakan, kegiatan sosialisasi ini untuk mengedukasi generasi muda Bondowoso agar mampu berkomunikasi informasi dan edukasi secara modern. Mereka, diharapkan juga mampu berkomunikasi dengan nuansa religi.
“Artinya, mereka diharapkan bukan hanya tau tentang kegiatan umum. Namun demikian juga dari sisi agama mereka juga kuat. Sehingga akan muncul SDM yang unggul di Bondowoso dalam rangka mencapai generasi emas dengan kondisi SDM yang sehat, cerdas, dan berakhlak baik,”katanya.
Nunung Setianingsih menjelaskan, bahwa tercatat hingga saat ini, angka pernikahan dini Kabupaten Bondowoso mencapai 41,6 persen dari sekitar 3ribuan pernikahan hingga Oktober 2019. Angka ini diklaimnya mengalami penurunan sekalipun tidak signifikan.
“Sekarang kita masih belum bisa menyebutkan keseluruhan (Red : Seluruh Pernikahan 2019). Kita biasanya menulisnya sampai akhir tahun,” katanya.
Adapun angka pernikahan dini selama tiga tahun terakhir, yakni 2016 di angka 43,76 persen, dan di 2017 kemarin berada di 41,76 persen dan tahun 2018 berada di angka 41,06 persen dari total sekitar 5 ribuan pernikahan.
Kadis PPKB itu mengakui, bahwa memang mindset dari orang tua juga perlu diberikan pengetahuan tentang pernikahan dini. Karena itulah, pihaknya juga melakukan edukasi pada orang tua melalui program Bina Keluarga Remaja.
Dalam kesempatan tersebut, ratusan pelajar termasuk Sekretaris Daerah H Syaifullah, S.E M.Si turut menandantangani agreement penolakan pernikahan usia dini. [san]

Tags: