Gerakan Ngosek Bareng SMPN 23 Surabaya

Kepala Sekolah SMPN 23 Surabaya Dra Elly Dwi Pudjiastuti (kedua dari kanan) ikut dalam melakukan Ngosek Bareng bersama siswanya, Jumat (25/8) lalu. [Gegeh Bagus Setiadi]

Ciptakan Ruang Imajinasi dan Munculkan Ide-Ide Kreatif Saat Buang Hajat
Kota Surabaya, Bhirawa
Toilet selama ini identik dengan kesan jorok dan aroma pesing, tapi kondisi itu tidak berlaku di SMPN 23 Surabaya yang saat ini tengah getol menerapkan lingkungan bersih. Sekolah yang terletak di Jalan Baruk Barat Permai 1 Rungkut berhasil mengubah image negative toilet dengan melakukan gerakan Ngosek Bareng setiap hari Jumat.
Gerakan ini tentu patut dicontoh oleh sekolah lainnya untuk mencintai lingkungan, terutama di tempat-tempat menimba ilmu harus steril dari kuman-kuman. Hal itu justru sangat mendukung selama aktivitas proses belajar mengajar (PBM).
Jumat (25/8) Siang lalu, siswa dan guru SMPN 23 Surabaya layaknya petugas kebersihan. Mengenakan pakaian hijau dan oranye berbahan katun menempel ditubuhnya. Dengan membawa sapu, alat pengering, sikat, sabun lantai, dan pewangi sudah laiknya ‘pasukan kuning’. Mereka kompak mengosek bareng toilet sekolahnya. Sesekali mengelap keringat yang keluar dari jidatnya.
Gebrakan pembersihan toilet tersebut dilakukan untuk mewujudkan lingkungan bersih. Terutama di lingkungan sekolah di Kota Pahlawan. Dengan menggerakkan sekolah dari jenjang SD, dan SMP Negeri maupun Swasta se Kota Surabaya. Sekaligus sebagai kegiatan Jumat Bersih dengan Gerakan Ngosek Bareng.
Kepala Sekolah SMPN 23 Surabaya Dra Elly Dwi Pudjiastuti menuturkan kegiatan ini dilakukan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-72. Tujuannya agar membudayakan hidup bersih bagi semua elemen yang ada di sekolah. Sekaligus pembiasaan bagi siswa untuk menjaga kebersihan toilet dan lingkungan sekitar. “Meski keberadaannya paling pojok, bukan berarti tidak diperhatikan. Termasuk tentang kebersihan toilet,” katanya sembari mengosek lantai yang berlumut.
Menurut Elly, toilet dan kamar mandi merupakan sarana dan prasarana yang wajib keberadaannya dalam sekolah karena toilet juga sebagai ruang publik. “Padahal keberadaan toilet dan kamar mandi mempunyai peranan penting dalam penciptaan citra,” terangnya.
Ia mengungkapkan bahwa jika ingin melihat kebersihan suatu tempat, lihatlah toilet dan kamar mandinya. Jika kebersihannya tetap terjaga tandanya citra penghuni lingkungan tersebut telah mengedepankan kebersihan. Bahwasannya bersih pangkal sehat.  “Kalau penghuni lingkungan tersebut merasakan kenyamanan akan kebersihan, maka stigma toilet yang dikenal kumuh akan pudar dengan sendirinya,” paparnya.
Bahkan, bagi sebagian orang, lanjut Elly, toilet bukan saja hanya sebagai tempat buang hajat. Namun sebagai tempat berimajinasi untuk memunculkan ide-ide kreatif. Agar ide itu bisa muncul maka kondisi toilet sekolah harus bersih, nyaman dan memenuhi standarisasi.  “Standarisasi itu telah dibuat oleh Dinas Kesehatan diharapkan mampu mengatur penyediaan toilet dan kamar mandi umum yang bersih dan sehat,” pungkas dia.
Sementara, Penanggung Jawab UKS SMPN 23 Surabaya, Dra Endang Sri Purwati menambahkan, bahwa kadang-kadang orang sering merasa tidak sadar jika toilet dan kamar mandi yang berfungsi untuk membersihkan badan, justru tidak bersih tempatnya.  “Hal tersebut dapat dilihat dari adanya toilet dan kamar mandi yang sering ditemui dalam keadaan kotor, berbau, gelap, dan pengap,” imbuh Endang.
Padahal, lanjut dia, air di dalam toilet dan kamar mandi yang kotor dapat menimbulkan penyakit. Bakteri E-Coli misalnya. Bakteri ini biasanya hidup di dalam usus manusia dan hewan. Walau kebanyakan jenis E-Coli hanya menyebabkan diare ringan. “Bakteri itu masuk ke dalam pembuluh kemudian menjadi penyakit yang biasa menyebabkan infeksi secara menyeluruh ke seluruh tubuh,” paparnya.
Selain itu, toilet juga dapat menularkan jamur. Ada dua jenis penyakit jamur yang bisa timbul, yaitu tinea kruris dan kandidias. [Gegeh Bagus Setidi]

Tags: