Gerindra Berencana Dirikan 500 Kesira

Benyamin-gerindra-bersama-adik-Prabowo-Hasjim-Djoyo-ketika-membuka-Klinik-Kesera-Gerindra

Benyamin-gerindra-bersama-adik-Prabowo-Hasjim-Djoyo-ketika-membuka-Klinik-Kesera-Gerindra

Surabaya, Bhirawa
Minimnya pelayanan kesehatan yang didapat masyarakat miskin selama ini, mendorong Partai Gerindra untuk mendirikan poliklinik. Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) salah satu badan otonom sayap Partai Gerindra di bidang kesehatan akan mendirikan 500 klinik  kesehatan yang tersebar se-Indonesia.
yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkualitas dan murah.
Wakil Dewan Pembina DPP Partai Gerindra dan Kesira, Hasyim Djoyohadi Kusumo, mengatakan untuk tahap awal akan dirikan sebanyak 70 klinik kesehatan tersebar berbagai kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya. Hal ini semata-mata untuk membantu melayani program kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin yang berkualitas sepadan dengan puskesmas dengan tarif yang cukup murah.
Lebih jauh adik kandung Prabowo Subianto itu menyatakan program mendirikan Klinic kesehatan merupakan kelanjutan dari pembagian 500 unit mobil ambulance kepada DPC dan DPD Partai Gerindra se Indonesia. “Klinik Kesira nantinya akan kami upayakan ada di setiap kabupaten/kota bahkan tingkat kecamatan. Ini komitmen Partai Gerindra dalam membantu meringankan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia, sebab prinsip kader Partai Gerindra adalah mengabdi dan melayani masyarakat, ” tegas Hasyim.
Senada, Ketua Umum Kesira Pusat, dr Beny Octavianus menambahkan Klinik Kesira diharapkan bisa  menjembatani masyarakat kecil yang membutuhkan layanan kesehatan dengan program BPJS yang digagas pemerintah. “Pelaksanaan BPJS masih banyak dikritik masyarakat, karena itu kami sengaja ingin menjadi pelaku dengan mendirikan klinik sekaligus dapat mengkritisi mana yang perlu diperbaiki,” dalih pria asli Malang ini.
Menurut Beny, kesalahan utama program BPJS akibat pemerintah terlalu mengedepankan pencitraan dengan membagi-bagikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada warga tidak mampu dari pada mengevaluasi pelaksanaan layanan BPJS di rumah sakit atau puskesmas. Padahal, fakta di lapangan penerima KIS masih banyak yang tidak tepat sasaran.
“Dari total 92.400.000 Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS, yang benar-benar orang miskin dan membutuhkan hanya sekitar 50 jutaan saja. Karena itu kami minta pemerintah mendata ulang penerima PBI, sebab dari dulu kelemahan bangsa kita adalah menyangkut data, ” tutur Beny.
Di sisi lain, rumah sakit selaku pihak yang melayani pasien BPJS banyak yang mengeluh karena harus mengatur sendiri kuota pasien BPJS. Akibatnya, banyak rumah sakit yang terancam bangkrut karena anggaran yang diberikan pemerintah tak sebanding dengan biaya operasional rumah sakit ketika melayani pasien BPJS yang penyakitnya beragam.
“Saya setuju jika pemerintah menaikkan iuran (premi) BPJS. Sebab jika tidak, rumah sakit akan banyak yang bangkrut karena tarif yang lama tidak mampu mengcover biaya operasional rumah sakit. Akibatnya pelayanan yang diberikan juga tidak maksimal sehingga banyak dikeluhkan pasien BPJS,” beber dokter penyakit dalam RSCM Jakarta ini.
Pada awalnya, kata Beny pemerintah mengalokasikan anggaran BPJS PBI  sebesar Rp.19.250 per orang. Namun setelah berjalan hampir 2 tahun, pemerintah masih harus menutupi kekurangan anggaran BPJS. Karena itu pemerintah  menerbitkan Perpres No. 19 tahun 2016 yang akan efektif berlaku 1 April  mendatang.
“Dalam aturan yang baru, iuran BPJS PBI dinaikkan menjadi Rp.23 ribu per orang. Sedangkan untuk iuran BPJS Mandiri ditetapkan untuk kelas 3 yang semula  Rp. 25.500 per orang menjadi Rp. 30.000, kelas 2 dari Rp. 42.500 per orang menjadi Rp. 51.000 dan kelas 1 dari Rp.59.500 per orang menjadi 80.000,” tambahnya.
Masih di tempat yang sama, Ketua Kesira Jatim, dr Benjamin Kristianto mengatakan pada tahap awal, Kesira Jatim akan mendirikan klinic Kesira di 10 daerah. “Klinic Kesira di Surabaya yang baru saja diresmikan diharapkan mampu menjadi percontohan Klinic Kesira kabupaten/kota di Jatim yang akan segera menyusul pendiriannya,” ujarnya.
Pria yang juga Anggota Komisi E DPRD Jatim itu menambahkan bahwa klinic Kesira akan membuat sistem tersendiri namun terintegrasi dengan BPJS. “Semua peralatan, tenaga medis, perawat hingga obat akan dibantu DPP, ” pungkas dr Beni–panggilan akrab dr Benjamin Kristianto. [Cty]

Rate this article!
Tags: