Gerindra Kota Mojokerto Hidupkan Koalisi Merah Putih

koalisi-merah-putih-kediri-targetkan-dulang-60-persen-suaraKota Mojokerto, Bhirawa
Sehari menjelang pelantikan anggota DPRD Kota Mojokerto periode 2014-2019, peta politik membangun kekuatan mulai tampak. Dwi Erwin Endra Praja, seorang calon anggota Legislatif asal Partai Gerindra getol membentuk jaringan untuk memperkuat Koalisi Merah Putih di daerah. Mantan aktivis buruh itu akan membangun pembentukan kelompok oposisi di parlemen untuk memperkuat posisinya terhadap pemerintah.
”Kita akan membentuk poros koalisi Merah Putih di DPRD untuk memperkuat posisi oposisi kita terhadap pemerintah. Kami optimis pembentukan poros ini terwujud karena adanya instruksi dari partai koalisi permanen di Jakarta,” kata Erwin, Senin (25/8) kemarin.
Maka Erwin bakal menggalang dukungan terhadap sejumlah Caleg partai koalisi yang akan dilantik 27 Agustus mendatang. Mereka adalah fungsionaris Golkar, PPP dan, PAN. ”Jika bergabung partai ini akan menjadi suara mayorias karena mendapatkan separuh lebih suara di DPRD,” tambahnya..
Paulus Swasono Kukuh, anggota DPRD asal Partai Demokrat berpendapat jika koalisi ini terbentuk maka posisi poros baru ini akan membuat pemerintahan menjadi dinamis. ”Dampaknya akan luar biasa jika terbentuk. Jalannya pemerintahan akan dinamis. Yang adem ayem tentu semakin bergairah,” paparnya.
Apalagi, katanya, penggagas kelompok ini yakni Erwin sendiri adalah mantan tim sukses pemenangan Wali Kota Masud Yunus dan Wakil Wali Kota Suyitno. ”Jelasnya, imbasnya akan luar biasa. Tapi apakah nantinya Erwin mampu bertindak sebagai oposisi terhadap pemerintahan ini,” sindirnya.
Sebelumnya, Erwin menyatakan mendukung pemberlakuan aturan Susduk MPR-DPR di daerah. Ia berharap aturan ini berlaku menyeluruh sebelum rapat Badan Legislasi (Banleg) untuk.penentuan pimpinan dan komisi-komisi DPRD. Erwin mengingatkan, posisi koalisi Merah Putih akan strategis untuk mengusung suara oposisi karena membawa suara mayoritas.
Namun, wacana itu langsung dibantah anggota FKB, Abdullah Fanani. Anggota Dewan dari Komisi III itu lebih menginginkan penyusunan pimpinan tetap didasarkan pada Susduk yang lama. Yakni menetapkan Caleg partai pemenang sebagai ketua DPRD. ”Saya lebih setuju penentuan unsur pimpinan pada Susduk lama saja. Karena ini lebih pada penghargaan kita pada pemenang Pemilu,” pungkasnya. [kar]

Tags: