Gethik Kesambi Dipercaya Bisa Berkhasiat Obati Sakit Asam Urat

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Kuliner Khas Desa Beji Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro, Bhirawa
Pohon kesambi banyak ditemui di wilayah kawasan hutan di Bojonegoro. Batang kesambi bisa tumbuh setinggi 15-40 meter dengan diameter batang 60-175 cm. Buah kesambi atau disebut buah kecacil yang masih hijau dapat dimakan dan diolah sebagai asinan. Buah yang sudah masak berwama kuning atau kemerah-merahan dapat dijadikan buah meja dengan ciri rasa asam kemanis-manisan.
Warga Desa Beji, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro menjadikan daun kesambi menu kuliner yang lezat. Bahkan, kuliner olahan daun kesambi yang disebut gethik kesambi tersebut sudah ada sejak ratusan tahun silam. Selain nikmat, gethik kesambi ini ternyata juga mempunyai khasiat dapat mengobati penyakit asam urat, pegal dan linu.
Kuliner khas gethik kesambi ini banyak dijumpai di kawasan Desa Beji, Kecamatan Kedewan. Menu gethik kesambi ini bahan dasarnya dari daun kesambi yang banyak ditemukan di kawasan hutan di Kecamatan Kedewan. Lokasi Kecamatan Kedewan ini terletak di daerah perbukitan dan kawasan hutan dan berada di wilayah Barat Bojonegoro.
Kuliner gethik kesambi banyak disajikan di warung-warung makan di daerah Kedewan ini. Gethik kesambi juga biasa jadi hidangan sehari-hari warga yang tinggal di daerah perbukitan ini.
Bahkan, menurut penuturan warga setempat, sajian gethik kesambi ini merupakan warisan nenek moyang sejak zaman dahulu.
“Sajian gethik kesambi ini ada sejak saya belum lahir,” ujar Rahayu Ningsih, salah satu warga kepada Harian Bhirawa, Kamis (8/10).
Daun kesambi tidak bisa dijadikan sembarang masakan. Hingga kini hanya ada satu menu masakan yang cocok, yaitu sayur kuah. Warga setempat menyebutnya gethik. Sayur tersebut sekilas mirip rawon. Hanya saja isi sayurnya adalah daun kesambi.
“Untuk mengolah daun kesambi menjadi sayur yang enak dimakan, cukup lama. Sebab, jika cara pengolahannya salah, masakan yang dihasilkan juga tidak enak,” terang Rahayu.
Untuk dapat menikmati santapan kuliner daun kesambi ini ada beberapa proses yang harus dilakukan. Setelah daun dipetik dari pohon, maka daun akan dipilih yang muda kemudian direbus sampai matang.
Kemudian, daun kesambi ditiriskan dengan diremas-remas hingga tak tersisa air rebusan tad. Selanjutnya dijemur sampai kering. Penjemuran ini menentukan cita rasa daun kesambi ketika dimasak nanti. Daun kesambi kering sebelum diolah akan direbus kembali agar rasa semakin enak. “Setelah kering, barulah daun bisa dimasak. Bisa langsung dimasak jika ingin dibuat sayur,” ucapnya.
Agar rasa semakin enak, saat perebusan warga menggunakan air cucian beras alias banyu leriĀ  untuk menambah cita rasa dan membuat tekstur kesambi menjadi empuk. Bumbu yang digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, cabai, ketumbar dan kencur serta garam dan ditambahkan keluwek.
Menurut Rahayu, sebagian besar warga percaya bahwa daun kesambi bisa menyembuhkan asam urat. Benar atau tidaknya hal tersebut, dia masih belum mengetahui. Sebab, belum ada uji klinis mengenai hal tersebut. ” Yang dirasakan warga selama ini katanya berkhasiat,” tuturnya.
Rahayu yang juga istri kepala desa setempat berharap, gethik tersebut bisa dijadikan menu khas Bojonegoro. Sebab, selama ini dia belum mengetahui ada daerah lain yang memilki menu tersebut.
Terpisah, menurut Mbak Sri, pemilik warung yang menyajikan gethik kesambi, mengatakan menu ini banyak diminati oleh warga lokal dan juga warga dari luar daerah seperti Cepu dan Blora, Jawa Tengah. Biasanya, kata dia, warung sederhana berdinding kayu miliknya itu ramai dikunjungi pelanggan pada saat hari pasaran kalender Jawa.
“Mereka datang ke sini hanya untuk menyantap sajian gethik kesambi ini,” tutur Mbak Sri sambil menyeduh sayuran di warungnya.
Ia menuturkan, selain bisa disayur, gethik kesambi ini juga bisa dijadikan urap-urap atau jadi campuran pecel. [Achmad Basir]

Tags: