Giling Tebu PG Assembagoes Dinilai Tak Optimal, Petani Ancam Demo

Tampak kondisi PG Asembagoes Situbondo saat diambil foto Kamis (11/7). [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Sejumlah petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani di Wilayah PG Assembagoes Situbondo, berencana akan berunjuk rasa ke pabrik gula yang baru direvitalisasi itu karena tidak optimal beroperasi giling tebu. Padahal revitalisasi ini telah menghabiskan anggaran ratusan miliar rupiah.
Koordinator aksi lapangan, Herman Fauzi mengatakan sesuai rencana unjuk rasa akan dilaksanakan pada Senin (15/7) di kawasan Pabrik Gula Assembagoes, Kecamatan Asembagus Situbondo.. “Kami telah mengirim surat pemberitahuan aksi unjuk rasa ke Polres Situbondo pada 9 Juli 2019. Dan aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan kami kepada PG Asembagies yang sangat merugikan para petani,” ujar Fauzi.
Fauzi kembali menegaskan, saat ini ada ratusan petani yang ada di wilayah PG Assembagoes, akan ikut melakukan aksi unjuk rasa menuntut kepastian giling dan minta PG beroperasi optimal di pabrik gula yang direncanakan dapat menambah kapasitas giling 6.000 ton per hari itu. Para petani yang akan berunjuk rasa ke PG Assembagoes, di antaranya petani tebu Kecamatan Jangkar, Asembagus dan Kecamatan Banyuputih.
Dengan tidak ada kepastian giling dan pabrik gula tidak beroperasi optimal, kata Fauzi, sangat merugikan para petani tebu, sebab tebu petani harus antre untuk giling dan sehingga terjadi penyusutan berat tebu. “Meskipun PG Assembagoes membeli tebu petani dengan sistem pembelian putus (SPT) atau membeli secara tunai, tetap merugikan petani. Karena PG membeli tebu petani dengan harga Rp 47.000 per kuintal dan dua hari ini naik jadi Rp 48.000 per kuintal. Namun harga tersebut masih merugikan petani. Padahal standarnya petani tidak rugi antara Rp 50.000 hingga Rp 55.000 per kuintal,” ucapnya.
Menurut Fauzi yang juga petani tebu itu, unjuk rasa dilakukan juga menuntut pencopotan General Manajer PG Assembagoes, karena dinilai hanya memberikan janji-janji giling tebu secara optimal dan jadwal giling tebu juga kerap ditunda dengan berbagai alasan.
“Tuntutan utama kami adalah kepastian giling di PG Assembagoes, dan pencopotan GM yang kami nilai hanya janji giling optimal, namun pada kenyataannya giling tebu di PG Assembagoes tidak optimal sesuai yang direncanakan setelah direvitalisasi,” katanya.
Dalam surat pemberitahuan aksi damai ke Polres Situbondo, aksi menuntut kepastian giling dan pencopotan GM PG Assembagoes pada pekan depan ini yang akan diikuti ratusan petani tebu. Bahkan dalam pemberitahuan aksi petani ini akan menutup jalur pantura Situbondo, tepatnya di depan PG Asembagoes.
Sementara itu, General Manajer PG Assembagoes, Danang Krisworo hingga kini belum bisa dikonfirmasi mengenai belum optimalnya giling tebu kemarin. Sebelumnya, Komisi II DPRD Situbondo juga ikut telah mendesak Kementerian BUMN agar memberikan pengawasan khusus terhadap PG Assembagoes yang telah direvitalisasi yang hingga saat ini masih belum beroperasi dengan optimal. [awi]

Tags: