Global Wakaf ACT Luncurkan Lumbung Beras Wakaf di Blora

Warga Blora menerima beras yang diproduksi oleh Lumbung Beras Wakaf Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Surabaya, Bhirawa
Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengerahkan berbagai armada kemanusiaan untuk mengantarkan bantuan pangan pokok sebagai penyambung hidup saudara sebangsa yang sangat membutuhkan. Dalam pendistribusiannya, bantuan pangan kerap kali dipasok dari Lumbung Pangan Wakaf (LPW) binaan Global Wakaf ACT. Sebagai ikhtiar menguatkan ketahanan pangan di Indonesia, kini Global Wakaf meluncurkan Lumbung Beras Wakaf (LBW) pada Rabu (4/11) lalu di Blora, Jawa Tengah.
LBW hadir sebagai Program Pengadaan Beras untuk kebutuhan kemanusiaan. Misalnya, pada kondisi bencana maupun untuk warga prasejahtera. Program ini memiliki gudang logistik dan peralatan produksi beras untuk mengolah beras berkualitas petani di Blora. Aktivitas LBW pun memberdayakan petani lokal. Kehadiran LBW sendiri merupakan hasil pengelolaan aset wakaf produktif yang diamanahkan kepada Global Wakaf sebagai nazir.
Menurut Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin, Lumbung Beras Wakaf hadir menjawab permasalahan umat, yakni kemiskinan dan ketahanan pangan. Kemiskinan menjadi masalah utama negeri ini, ditambah kondisi ekonomi negeri yang belum membaik, menjadikan sebagian masyarakat sulit dalam menopang kebutuhan hidup sehari-hari terutama terkait kebutuhan pangan.
”Lumbung Beras Wakaf menjadi salah satu program unggulan lembaga untuk menggerakkan kepedulian umat dalam mengatasi masalah pangan dari sisi hulu, didukung dengan kehadiran armada Humanity Rice Truck dan Humanity Food Truck untuk di sisi hilirnya. Kami ingin terus mengedukasi masyarakat terkait sistem pengelolaan wakaf produktif bagi para petani guna meningkatkan perekonomian,” ungkap Ahyudin.
Kini program ini telah dikelola oleh mayoritas para petani kecil yang ada di Desa Jipang. Hal ini karena mayoritas dari 2.200 penduduk merupakan buruh tani dengan kondisi jika waktu panen selesai, para buruh tani tidak memiliki pekerjaan lain. Melalui program ini, para petani Desa Jipang tidak perlu lagi menjual gabah hasil panen ke tengkulak. Harga gabah pun ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara pengurus LPW dengan petani.
Direktur Program ACT, Wahyu Novyan juga menambahkan, keberadaan LPW sebagai induk program dari LBW berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan melakukan beberapa tahapan. Ada beberapa tahapan yang kami lakukan. Pertama, penyediaan lahan pertanian. Wakaf pangan mencoba menjaga lahan agar tidak dialihfungsikan ke hal lain dengan jaminan status wakaf lahan. Kedua, melakukan pembelian hasil panen di atas harga pasar sehingga lebih menguntungkan petani.
Ketiga, melakukan pendampingan pada petani, seperti budidaya pertanian berupa standardisasi benih, pengolahan lahan, penanaman dan perawatan serta pengolahan pascapanen. Keempat, pendirian Lembaga Keswadayaan Wakaf Desa (LKWD). Selain itu, kami juga menyediakan pabrik pengolahan padi berupa huller dan drying.[fen]

Tags: