GMT di Wilayah Malang Hanya Terlihat 83 Persen

GMT di Wilayah Malang Hanya Terlihat 83 PersenKab Malang, Bhirawa
Umat muslim dibeberapa wilayah di Kabupaten Malang telah melakukan sholat Gerhana Matahari Total (GMT), pada Rabu (9/3) pagi. Dan setelah selesai sholat GMT tersebut sebagian para jamaah melihat ke atas, namun harapan untuk bisa melihat matahari tertutup bulan, mereka tidak bisa melihat gerhana.
“Kami sangat berharap bisa milihat gerhana matahari, tapi gerhana tersebut tidak bisa terlihat. Karena saat melihat langsung ke matahari, mata terasa pedih dan sakit, begitu juga dengan warga yang lainnya,” kata seorang warga Desa Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang H Maulana, Rabu (9/3), kepada Bhirawa.
Menurutnya, fenomena alam itu, baru bisa terlihat lagi selama 350 tahun lagi. Sehingga ketika GMT melintas di wilayah Indonesia ini, maka semua masyarakat Indonesia menginginkan bisa melihat GMT. Namun, GMT hanya bisa dilihat di wilayah-wilayah tertentu, diantaranya wilayah Bangka Belitung, Palembang, dan Palu. Dan untuk wilayah Jawa, khususnya Jawa Timur tidak bisa terlihat dengan jelas.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang Musripan mengatakan, penampakan GMT di wilayah KecamatanKepanjen hanya bisa dilihat sebesar 83 persen. Karena itu faktor posisi, sehingga GMT tidak bisa terlehiat keseluruhannya.
“Karena matahari berada di atas Sumatra, Kalimatan bagian selatan dan timur, Sulawesi bagian tengah, dan Ternate. Sementara wilayah Malang berada di sisi selatan garis lintasan matahari tersebut. Dan wilayah yang dilewati GMT akan gelap seperti malam hari,” terangnya.
Gerhana mahatari terjadi saat bumi, bulan dan matahari, kata Musripan, berada dalam posisi segaris, dimana cahaya matahari terhalang oleh bulan. Sedangkan ada tiga jenis gerhana matahari ?yaitu total, sebagian, dan cincin. Namun, yang bisa kita lihat di wilayah Kabupaten Malang ini termasuk gerhana sebagian,
“Untuk melihat GMT di wilayah Kecamatan Kepanjen kita menggunakan alat pemantau, yang kita pasang di lantai dua Masjid Agung Baiturachman Kepanjen, Kecamatan Kepanjen, KAbupaten Malang. Kemudian gambar GMT kemudian diteruskan melalui LCD Proyektor, yang berada di lantai satu, dimana jamaah berkumpul untuk menyaksikan berlangsungnya GMT,” kata dia. [cyn]

Tags: