Goa Kucing Jejak Sejarah Pulau Terluar

Goa Kucing jejak sejarah pulau terluar Kabupaten Probolinggo.

Goa Kucing jejak sejarah pulau terluar Kabupaten Probolinggo.

Kecantikan Alam yang Penuh Misteri Jadi Daya Tarik
Probolinggo, Bhirawa
Selama ini gili dikenal hanya ada di Lombok, kini saatnya pergi ke Probolinggo. Di sana terdapat pulau kecil nan cantik yang tak kalah dengan gili-gili yang ada di Lombok.  Pulau kecil bernama Gili Ketapang tersebut menyimpan banyak pesona yang siap membuat para wisatawan berdecak kagum.
Gili Ketapang merupakan sebuah desa dan pulau kecil di Selat Madura. Tepatnya 8 kilometer di lepas pantai utara Probolinggo. Secara administratif,  pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Sumberasih.
Pulau Gili Ketapang merupakan satu-satunya pulau yang dimiliki Kabupaten Probolinggo. Potensi wisata Pulau Gili Ketapang sangat mengagumkan. Tidak hanya wisata alam, wisata sejarah juga menjadi daya tarik pulau berpenduduk 9.670 jiwa ini.
Sehari-hari, sebagian besar warga Gili Ketapang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Gili menjadi pulau dengan potensi wisata yang cukup menawan. Salah satu yang menjadi daya tarik tersendiri adalah wisata religi Goa Kucing. Konon, Goa Kucing merupakan salah  satu petilasan Syekh Maulana Ishaq atau Sunan Giri. Salah satu ulama Wali Songo yang terkenal.
Abdul Bahri, juru kunci Goa Kucing mengatakan awal mula adanya Goa Kucing didapat dari cerita kakeknya.  “Dulu kakek senang memancing. Saat memancing, dia melihat seberkas cahaya di lokasi yang kini menjadi Goa Kucing,” terangnya, Rabu (14/12).
Tidak hanya sekali, sang kakek bahkan melihat sampai tiga kali. Sampai akhirnya, sang kakek bermimpi ada sosok bersurban putih yang diyakini adalah putera Syeh Jumadil Qubro itu. Sejak saat itulah, tempat cahaya itu kemudian dikeramatkan. Salah satu tanda yang diyakini jika tempat itu pernah disinggahi Syeh Maulana Ishaq yakni keberadaan pohon Santiki. Kayu serupa juga ditemukan di Situbondo yang juga diceritakan menjadi petilasan sang ulama.
Menurut cerita, Syeh Maulana Ishaq kala itu menyebarkan agama Islam. Dalam perjalananya dari Gresik menuju Blambangan Kabupaten Banyuwangi, Syeh Maulana Ishaq singgah di Gili. Di Gili, adik Maulana Malik Asmaraqan di (Sunan Gresik) memelihara ribuan ekor kucing. Bahkan, terdapat kucing yang kepalanya bertuliskan bahasa Arab.
Ketika tokoh penyebar agama Islam tersebut meninggalkan pulau ini, kucing-kucing itu ditinggalkan begitu saja. Tetapi anehnya, setiap malam Jumat Legi,  suara kucing-kucing itu terdengar bergantian di sela-sela goa yang gelap gulita. Jika suara tadi dikejar, hilang tidak terdengar lagi.
Kepala Desa Gili Ketapang Suparyono mengatakan kucing-kucing yang ada di goa tersebut konon berbeda dengan kucing pada umumnya. “Kalau kucing liar pasti lari ketika ketemu dengan orang, tapi kucing ini seperti menunggu  orang,” katanya.
Sayangnya, kucing-kucing ini hanya fatamorgana. Ketika didatangi, kucing tersebut tidak ada fisiknya. Seiring berjalannya waktu, kekeramatan Goa Kucing semakin dikenal di masyarakat. Setiap malam Jumat Legi selalu diadakan acara doa bersama.  Bahkan saat malam Jumat Legi, pengunjung yang datang bisa mencapai 500 orang. “Banyak yang datang kesini untuk ngalap berkah sekaligus wisata religi,” katanya.
Tidak hanya daerah di Jawa Timur seperti Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Jember sampai Kabupaten Situbondo. Banyak juga pengunjung dari luar Jawa Timur, salah satunya Jakarta. [Wiwit Agus Pribadi]

Tags: