Golkar Mainkan Politik ‘Burung Unta’

GolkarJakarta, Bhirawa
Politisi Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari menilai DPP Partai Golkar saat ini memainkan “politik burung unta” terhadap kekisruhan yang terjadi di internal partai tersebut.
“Burung unta itu merasa sudah tidak ada yang mengejar kalau sudah berhasil menyembunyikan kepalanya di pojok dan matanya sudah tidak melihat ada musuh padahal dia saja yang tidak melihat musuh,” kata Hajriyanto dalam pesan Blackberry di Jakarta, Senin (22/12) kemarin.
Dia menjelaskan politik burung unta adalah politiknya orang yang pura-pura melihat ada tantangan, ancaman, dan persoalan.
Hal itu menurut dia terlihat ada kader Golkar yang mengatakan tidak ada konflik dan perpecahan di PG namun yang ada hanya dinamika internal.
“Lalu juga ada pernyataan bahwa kondisi PG biasa-biasa saja, tetap jalan, tidak ada persoalan, namun yang ada hanya gerakan orang-orang kecewa yang ditunggangi kekuatan eksternal,” ujarnya.
Menurut dia, ada juga penyataan kader Golkar bahwa pernyataan Lingkaran Survei Indonesia bahwa suara Golkar terjun bebas, merupakan survei yang tidak objektif. Hal itu menurut dia menunjukkan politik burung unta yang suka menutupi dan menyembunyikan masalah.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta Yorrys Raweyai mengaku tidak kaget dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan elektabilitas Partai Golkar merosot tajam ke angka 8,4 persen karena perselisihan internal.
“Itu bukan suatu yang baru bagi kami. Bahkan prediksi kami di bawah delapan persen, yaitu di kisaran enam persen. Yang kami bayangkan lebih buruk dari survei LSI,” kata Yorrys di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin.
Yorrys mengatakan merosotnya elektabilitas Golkar karena konflik internal yang tengah terjadi hingga saat ini di tubuh Partai Golkar. Menurut dia, sebelum adanya Munas Bali atau pun Munas Jakarta, dirinya juga telah terlebih dahulu memprediksi elektabikitas Golkar akan turun.

Agun Persilakan Kader Golkar Memilih
Politikus Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa mempersilakan kader di daerah untuk memilih kubu yang mereka anggap pantas didukung dalam dualisme kepengurusan Partai Golkar.
“Saya tanya ke mereka (kader) pilih ‘bandit’ atau ‘orang sholeh’,” kata Agun di DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (22/12) kemarin.
Agun yang juga anggota tim negosiator kubu Agung Laksono menegaskan, dirinya tidak menuding kubu mana yang merupakan “bandit”, dia juga tidak menyatakan pihaknya adalah “orang sholeh”.
Pada Senin kemarin, Golkar kubu Agung Laksono melakukan rapat pleno perdana di DPP Partai Golkar. Ketua Umum Golkar versi Munas Jakarta Agung Laksono mengatakan rapat pleno itu dihadiri seluruh pengurus Partai Golkar versi Munas Jakarta.
“Salah satu agendanya pengukuhan pengurus pleno DPP Partai Golkar,” ujar Agung Laksono.
Berdasarkan pantauan dalam rapat itu hadir antara lain Agung Laksono, Agus Gumiwang, Zainudin Amali, Yorrys Raweyai, Priyo Budi Santoso, Leo Nababan, Agun Gunandjar, dan sejumlah politisi Golkar lain.  [ant.ira]

Tags: