GP Anshor dan Organisasi Gereja Kerja Bareng

Prosesi Tabur bunga di lokasi bom natal tahun 2000. di depan GPJPDI Eben Heizer. Riyanto anggota Banser Mojokerto menjadi korban dalam kejadian saat itu. [kariyadi/bhirawa]

Prosesi Tabur bunga di lokasi bom natal tahun 2000. di depan GPJPDI Eben Heizer. Riyanto anggota Banser Mojokerto menjadi korban dalam kejadian saat itu. [kariyadi/bhirawa]

(Peringati Gugurnya Riyanto, Banser Korban Bom Natal 2.000)
Kota Mojokerto, Bhirawa
Peringatan gugurnya Almarhum Riyanto anggota Banser Kota Mojokerto akibat bom saat pengamanan Natal tahun 2.000 lalu menjadi cermin kehidupan pluralisme di negeri ini. Ratusan anggota Banser GP Ansor Mojokerto berbaur jadi satu bersama anggota
Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Kota Mojokerto dalam peringatan napak tilas gugurnya pahlawan kemanusiaan itu, Kamis (22/12) kemarin.
”Sungguh almarhum adalah pahlawan. Dia adalah Pejuang Kerukunan Umat Beragama,’ kata Sekjen LKK Indonesia, Pdt Simon Harsoyo di Gereja Eben Heizer tempat Riyanto membuang bom yang merenggut nyawanya 16 tahun silam.
Dalam napak tilas yang dimulai dari depan tempat ibadah di Jl RA Kartini, Kota Mojokerto itu, Pdt. Simon memberi apresiasi yang tinggi kepada almarhum. ”Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada almarhum karena semangat juangnya yang tinggi. Sungguh hal ini sangat ironis, dibandingkan dengan keteguhan jiwa Riyanto yang muslim mau menyelamatkan ratusan nyawa jemaat Gereja Eben Heizer,” tambahnya didepan jemaat Kristen dan ratusan anggota Banser GP Ansor.
Dihadapan Yoqut Cholil Qoumas Ketua Umum GP Ansor yang hadir, gembala GSJPDI Eben Heizer, Pdt. Rudy Sanusi Wijaya menunjukkan lokasi meledaknya bom Natal tahun 2000 itu.
”Bom itu dimasukkan ke dalam got dan meledak. Dan ledakan bom itu mengenai Riyanto sehingga membuat hancur tubuhnya. Bom lainnya meledak dengan skala lebih kecil,” kenangnya.
Pendeta Rudy yang menjadi saksi peristiwa kelam itu menuturkan, malam itu Riyanto berjaga bersama sejumlah rekannya dalam perayaan Natal yang khitmat. Tetapi sekitar pukul 20.30 WIB seorang jemaat curiga pada sebuah bingkisan yang tergeletak di luar gereja.
”Riyanto bersama polisi membuka bungkusan itu dan mengetahui didalamnya ada percikan api. Reflek, Riyanto membawa lari bungkusan itu dan membuangnya ke bak kontrol saluran air sebelum akhirnya meledak,” katanya dengan suara parau.
Di lokasi kejadian, peserta napak tilas melakukan tabur bunga sebelum melanjutkannya ke makam almarhum dan ke rumah Riyanto.
Yoqut Cholil Qoumas, Ketua Umum GP Ansor juga memberi apresiasi bagi Riyanto. ”Belum tentu kita seiklas almarhum. Pergorbanannya patut kita apresiasi,” pungkasnya. [kar]

Tags: