GP Ansor Banyuwangi Gelar Apel Resolusi Jihad

Ratusan Anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Banyuwangi Minggu (25/10) mengikuti kegiatan Apel Akbar, Peringatan Resolusi Jihad ke 70 dan Hari Santri Tahun 2015 di Gedung Wanita Paramitha Kencana Banyuwangi.(nurhadi/bhirawa)

Ratusan Anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Banyuwangi Minggu (25/10) mengikuti kegiatan Apel Akbar, Peringatan Resolusi Jihad ke 70 dan Hari Santri Tahun 2015 di Gedung Wanita Paramitha Kencana Banyuwangi.(nurhadi/bhirawa)

Banyuwangi, Bhirawa
Ratusan Anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dan Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Banyuwangi Minggu (25/10) mengikuti kegiatan Apel Akbar, Peringatan Resolusi Jihad ke 70 dan Hari Santri Tahun 2015 di Gedung  Wanita Paramitha Kencana Banyuwangi.
Selain diikuti oleh jajaran Pengurus dan Anggota GP Ansor dan Banser acara Apel Akbar tersebut juga dihadiri oleh organisasi kepemudaan yang lain seperti; Pemuda Pancasila, Pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia / LDII dan Pemuda Katolik Banyuwangi.
Ketua Cabang GP Ansor Banyuwangi, Syukron Makmun Hidayat, dalam sambutanya menyatakan dalam catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan maupun dalam masa awal kemerdekaan tokoh Nahdatul Ulama (NU) memiliki peran yang cukup penting.
Salah satunya permintaan fatwa tentang Resolusi Jihad yang dilakukan Ir Soekarno kepada Ulama NU sampai dengan penetapan Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 yang menjadi pemicu semangat arek-arek Suroboyo dalam mengusir Sekutu pada masa itu.
Dalam perkembangan saat ini, menurut Syukron istilah Jihad yang digunakan oleh sekolompok orang justru memberikan dampak negatif bagi umat Islam,  sehingga menjadi tugas Pemuda Ansor bersama-sama dengan komponen kepemudaan yang lain untuk mencegah. Menanggulangi dan memerangi agar istilah Jihad sesuai dengan arti dan makna yang sebenarnya.
Kini setelah sekitar 70 tahun Resolusi Jihad dikumandangkan, imbuh Syukron saat ini bangsa dan negara Indonesia dihadapkan dalam penjajahan dan kolonialisme baru dengan bentuk / wajah yang berupa; internasionalisme, globalisasi, sekularisme dan modernisasi yang mengancam kehidupan generasi muda sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa di masa mendatang.
Lebih lanjut Syukron Makmun menyatakan wajib hukumnya bagi GP Ansor dan komponen kepemudaan yang lain, dalam menghadapi modernisasi dengan segala konsekuensinya  untuk tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia / NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. “Kami menyerukan agar semua petinggi dan pemimpin bangsa untuk senantiasa mampu menjadi contoh / suri tauladan dan motivator bagi generasi muda,” ujar Syukron.
Sehingga di masa yang akan datang  masyarakat dan bangsa Indonesia bisa menikmati suasana kehidupan dunia modern dalam suasana yang aman dan damai dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. [mb12]

Tags: