GP Ansor Gresik Gelar Konvoi Anti Radikalisme

5-DSC0053Gresik, Bhirawa
Gerakan-gerakan anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) belakangan makin kentara. Baik itu komunisme maupun ideologi negara berbasis agama. Sejarah sudah membuktikan bahwa gerakan-gerakan radikal negara telah mencabik-cabik spirit persatuan dan kesatuan. Nilai-nilai pluralitas di tengah-tengah dalam berbangsa dan bernegara menjadi terkoyak.
Di Kabupaten Gresik, gerakan-gerakan itu juga telah terindikasi dengan benderang. Beberapa waktu lalu, banyak spanduk yang terendus anti NKRI di pasang di sejumlah lokasi umum, sebelum akhirnya beberapa spanduk dicopoti sahabat-sahabat Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser bekerja sama dengan TNI-Polri.
Gerakan-gerakan radikalisasi seperti itu tidak boleh dianggap remeh. Tapi, harus terus dilawan. Jangan sampai benih-benihnya terus tumbuh subur di Nusantara tercinta ini. Jika dibiarkan bersemai di Bumi Pertiwi ini, maka akan merusak tatanan dalam bermasyarakat dan bernegara. Meski dikemas dengan beragam bungkus, jangan biarkan gerakan itu menyusup dalam sendi-sendi kita. Para ulama dan  para founders sudah menggariskan bahwa NKRI sudah final. NKRI sudah harga mati. Tidak boleh ditawar-tawar lagi.
Sehubungan dengan itu, GP Ansor dan Banser Kabupaten Gresik, Minggu (15/5) kemarin menggelar konvoi/pawai massal anti gerakan radikalisasi, yang di ikuti oleh  ratusan orang. Dengan mengendarai sepeda motor, dan mobil. Start awal dimulai  dari kantor PCNU di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo. Berkeliling kota sebagai aksi kampanye untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya radikalisasi.
Menurut Wakil Ketua GP Ansor Gresik, Sholahuddin mengatakan, tujuan konvoi ini tidak lain untuk mengingatkan kepada masyarakat akan bahaya radikalisasi, dan bahaya narkoba. Masyarakat agar bersama-sama mewaspadai dan melawan bahaya narkoba dan minuman keras (miras), sebab peredaran  narkoba dan miras, makin hari makin membuat hati miris. Karena narkoba dan miras, telah terbukti menyasar semua kalangan. Baik itu, anak-anak muda, pelajar, bahkan kalangan santri.
“Konvoi ini sekaligus show of force bahwa GP Ansor, adalah benteng ulama dan NKRI. Gerakan-gerakan radikalisasi seperti itu tidak boleh dianggap remeh, harus terus dilawan. Jangan sampai benih-benihnya terus tumbuh subur di Nusantara tercinta ini, jika dibiarkan bersemai di Bumi Pertiwi ini. Maka akan merusak tatanan dalam bermasyarakat dan bernegara. Meski dikemas dengan beragam bungkus, jangan biarkan gerakan itu menyusup dalam sendi-sendi kita,” ujarnya.
Para ulama dan  para founders sudah menggariskan bahwa  NKRI sudah final, bahwa NKRI sudah harga mati dan tidak boleh ditawar lagi. Narkoba dan miras juga termasuk penjajahan gaya baru yang harus dilawan, sebab dampaknya sangat luar biasa dan membahayakan. Bukan hanya pada aspek kesehatan, melainkan juga aspek-aspek lain.
Ditambahkan Sholahuddin, terkait dengan gerakan anti NKRI belakangan ini semakin kentara. Baik itu komunisme maupun ideologi negara berbasis agama, karena sejarah sudah membuktikan bahwa gerakan-gerakan radikal negara telah mencabik-cabik spirit persatuan dan kesatuan. Nilai-nilai pluralitas di tengah-tengah dalam berbangsa dan bernegara menjadi terkoyak.
“Dan di Gresik gerakan itu juga telah terindikasi dan tumbuh, terbukti beberapa waktu lalu banyak spanduk yang terendus anti NKRI di pasang di sejumlah lokasi umum. Yang akhirnya beberapa spanduk dicopoti GP Ansor dan Banser Gresik, bekerja sama dengan TNI-Polri,” pungkasnya. [kim.eri]

Tags: