GP Ansor Tuban Gandeng Pemerintah, Polri-TNI

Disaksikan Bupati, Kapolres Dan Kasdim 0811 Tuban, Ketua PC GP Ansor Tuban, H. Syafiq Syauqi, Lc saat menandatangani ikrar bersama memerangi gerakan radikal yang merongrong keutuhan NKRI di Gedung korpri Tuban. (Khoirul Huda/bhirawa)

Disaksikan Bupati, Kapolres Dan Kasdim 0811 Tuban, Ketua PC GP Ansor Tuban, H. Syafiq Syauqi, Lc saat menandatangani ikrar bersama memerangi gerakan radikal yang merongrong keutuhan NKRI di Gedung korpri Tuban. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Guna menangkal gerakan radikal yang mengancam keutuhan Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Tuban mengandeng institusi Polri, TNI dan Pemkab Tuban menyatakan siap pasang badang menangkal gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan agama.
Hal ini disampikan oleh Ketua PC GP Ansor Tuban, H. Syafiq Syauqi, dalam Workshop De-Radikalisasi Agama, yang diadakan GP Ansor Tuban menegaskan kesediannya ini dihadapan Bupati Tuban, PC NU Tuban, Kapolres Tuban, Kodim 0811 Tuban di gedung Korpri Tuban.
“Apabila diperlukan, Ansor dan Banser siap membantu penegak hukum dalam menangkal dan mencegah bibit-bibit radikalisasi. Sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku,” kata Syafiq Syauqi (19/09).
Dalam Workshop juga dilakukan penandatanganan kesepakatan serta ikrar bersama antara GP Ansor dengan Polres, Kodim 0811, serta Pemkab Tuban akan penghadangan gerakan radikal yang merongrong keutuhan NKRI serta gerakan radikal yang mengatasnamakan agama.
“Salah satu cara kita adalah memberikan pemahaman kepada peserta ataupun kader Ansor tentang apa itu radikalisasi dalam beragama, dengan garapan Kader Ansor bisa mengenali dan melakukan identifikasi bibit-bibit gerakan radikal yang ada di sekelilingnya,” kata Menantu Bupati Tuban ini.
Sementara itu, Hasan Bisri salah satu Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur yang juga hadir memberikan materi pada kegiatan tersebut, juga menyoroti adanya gerakan-gerakan sebenarnya radikal, tapi dengan bungkus dan selubung yang baru. “Anti Pancasila tapi tidak radikal, anti NKRI tapi tidak radikal. Ini juga perlu diwaspadai,” kata Hasan Bisri.
Dicontohkan lagi, banyaknya selebaran dan buletin yang sebenarnya isinya provokatif dan kerap dibagikan di masjid-masjid usai shalat Jumat. Selain itu gerakan ini juga memanfaatkan media sosial (medsos) dan saluran media yang lain. “Apabila dibaca itu selebarannya sama, dari pusat sampai ke desa-desa, Tugas kita juga menangkal gerakan ini, kader-kader kita harus bisa mengisi ruang-ruang di media sosial” kata pria asal Bojonegoro ini.
Sedangkan dalam sambutan Bupati Tuban, H. Fathul Huda, meminta masyarakat Bumi Wali tetap waspada terhadap segala bentuk radikalisasi agama. Penyebabnya Kabupaten Tuban yang berbatasan dengan Kabupaten Lamongan sudah terindikasi adanya kelompok radikal. “Pemahaman agama harus dipahami secara utuh, artinya tidak sepotong-potong. Kemudian mengamalkan ajaran agama sesuai kepentingan khalayak umum, sehingga radikalisasi agama dapat diminimalisir,” kata Bupati Huda.
Terpisah, Sutrisno, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tuban, mengatakan, radikalisasi agama harus diantisipasi dan semangat beragama harus tetap disandingkan dengan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kelompok NU yang mendominasi Bumi Wali, harus senantiasa mengutamakan keamanan. Islam bukan agama garis keras, tetapi mengutamakan keselamatan masyarakat sekitar, tegas Sutrisno. “Berbagai pihak harus bersinergi untuk mengantisipasi berkembangnya ajaran radikal, baik jajaran pemerintahan, aparat keamanan, maupun kelompok keagamaan di masyarakat,” terang Mantan kakanwil Kementerian Agama Jatim ini.
Workshop ini, diadakan dengan peserta dari perwakilan Pengurus Anak Cabang (PAC), undangan dari berbagai unsur, dan narasumber yang berasal dari Polres Tuban, Kodim 0811 Tuban, dan juga Pengurus Wilayah Ansor Jatim. [hud]

Tags: