Grahadi Direnovasi,Pekerja Rasakan Aura Mistis

Pekerja proyek renovasi sedang mengamati plafon ruang Gedung Grahadi yang rencananya akan diganti dengan kayu agar kesan klasik sangat terasa.

Pekerja proyek renovasi sedang mengamati plafon ruang Gedung Grahadi yang rencananya akan diganti dengan kayu agar kesan klasik sangat terasa.

Pemprov, Bhirawa
Meski bertahun-tahun sudah sering digunakan berbagai acara yang melibatkan ribuan orang, ternyata aura mistis Gedung Negara Grahadi Surabaya tetap terasa dan tak langsung pudar. Hal itu dialami pekerja yang kini tengah melakukan renovasi ruang dalam gedung cagar budaya tersebut.
Menurut pelaksana proyek PT Wiratama Graha, Wiratmoko, pekerjanya yang kini sedang sibuk melakukan berbagai perbaikan acap kali merasakan aura mistis di Gedung Grahadi. Dia mengaku, memang ada rasa yang berbeda dibanding menggarap gedung lain pada umumnya.
“Iya memang ada aura mistis yang berbeda. Kalau orang bilang angker. Makanya, nanti kita akan menggelar ritual khusus sebelum merenovasi secara keseluruhan ruangan bagian dalam Gedung Grahadi,” kata Wiratmoko, ditemui di Gedung Grahadi, Selasa (23/8).
Ditanya gangguan seperti yang dialami pekerja, Wiratmoko yang baru pertama kali menggarap proyek di lingkungan Pemprov Jatim ini tidak mau menjelaskan secara detail. Dia hanya menyebut ada aura yang berbeda. “Ada sesuatu yang berbeda pokoknya,” katanya singkat.
Sementara itu, terkait rencana renovasi Grahadi, Wiratmoko menjelaskan, pengerjaan renovasi ditarget rampung Desember 2016 mendatang. “Tapi kita ditarget untuk renovasi lantai satu selesai sebelum HUT Jatim 12 Oktober. Jadi kita dikejar target sekarang. Makanya kita akan lembur,” katanya.
Bagian-bagian yang akan direnovasi, lanjutnya, adalah meliputi kelistrikan, hydrant, penggantian plafon, penggantian atap hingga pemasangan wallpaper dinding. Selain itu, masalah hydrant dalam renovasi kali ini juga mendapat perhatian utama karena hydrant sekarang sudah berumur tua. Sehingga ada perbaikan seperti sensor otomatis jika ada kebakaran. Untuk perubahan desain, Wiratmoko mengatakan tidak mengubah bentuk dan fungsi yang sudah ada saat ini.
“Kita tidak mengubah bentuk yang sudah ada saat ini. Kita hanya mengganti detail-detail interiornya saja. Seperti plafon sekarang akan dibuang dan diubah seperti aslinya yaitu menggunakan kayu yang kita plitur. Jadi dikembalikan kebentuk klasik,” tuturnya.
Renovasi tidak hanya dibagian ruang utama, bagian sayap kanan kiri juga mengalami renovasi, khususnya mengenai atapnya. “Nilai proyek ini Rp3 miliar lebih. Kita kerahkan 50 pekerja agar bisa menyelesaikan sesuai target. Kita juga sudah izin Tim Cagar Budaya Kota Surabaya, mengingat gedung yang kita renovasi adalah gedung cagar budaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim, Drs H Hizbul Wathon MM mengatakan, untuk renovasi Gedung Grahadi sudah menjadi ranah Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jatim. Biro Umum tidak memiliki kewenangan soal renovasi kali ini.
“Kami akan merawatnya dan melakukan pemeliharaan gedung setelah pekerjaan secara teknis selesai. Baik itu pemeliharaan interior maupun eksterior gedung meliputi taman bunga di halaman Grahadi,” tandasnya.
Gedung yang berada di Jalan Gubernur Suryo Surabaya ini memiliki kisah seram yang tidak kalah dengan tempat angker di Surabaya lainnya. Konon katanya gedung yang dibangun pada tahun 1796 ini sering terlihat penampakan sosok wanita (nonik) dan pria Belanda.
Selain itu, di gedung yang dulunya merupakan tempat peristirahatan untuk pejabat Belanda ini sering terlihat penampakan prajurit Belanda yang sedang berjaga di halaman gedung. Tapi gedung ini saat ini masih dipakai untuk rumah dinas Gubernur Jatim dan menerima tamu kenegaraan. [iib]

Tags: