Granat Desak Aparat Tutup Kampung Narkoba di Bangkalan

Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat memberikan ucapan selamat kepada pengurus DPD Granat Jatim usai dilantik di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat memberikan ucapan selamat kepada pengurus DPD Granat Jatim usai dilantik di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat mendesak kepada aparat di Jatim agar segera melakukan penutupan kampung narkoba di Kabupaten Bangkalan, Madura. Henry mengaku sudah berkoordinasi dengan Dandim dan Kapolres setempat untuk segera bertindak.
“Karena jika masih seperti ini, maka kita akan melakukan gerakan rakyat untuk memberantas kampung tersebut. Kampung ini sudah terkenal sebagai kampung narkoba dan sudah lama beroperasi, harus segera ada tindakan,” jelas Henry, usai pelantikan pengurus Granat Provinsi Jatim Periode 2016-2021, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (21/7).
Menurut Henry, Granat bisa saja mengerahkan ribuan orang untuk memberantas kampung narkoba tersebut. Namun hal itu tidak dilakukan karena ada pihak lain yang masih bisa diajak koordinasi. Yakni pemerintah, kepolisian dan TNI.
“Kita bisa saja kumpulkan seribu atau dua ribu orang untuk segera bertindak menutup kampung tersebut, namun kita tidak mau lakukan hal itu karena ada aparat. Nah kita sebagai Granat bertugas membantu pemerintah melakukan upaya pemberantasan narkoba,” jelas Henry yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut.
Henry juga mengaku sangat menyayangkan sikap masyarakat di kampung tersebut yang melakukan perlawan terhadap upaya penutupan itu. “Masyarakat di sana sepertinya sudah sangat menikmati terlibat dakam bisnis narkoba. Itu yang saya pikir tidak bisa mentolelir sikap seperti itu,” tegasnya.
Komitmen kuat juga ditunjukkan Ketua DPD Granat Jatim Arie S Tyawatie yang baru dilantik. Dia berjanji akan berupaya keras untuk mengurangi peredaran gelap narkoba di Jatim. “Jatim sekarang menduduki peringkat tiga terbesar peredaran narkoba di Indonesia. Makanya kita semua harus all out bahu membahu dengan aparat dan penegak hukum, untuk tidak setengah-setengah memberantas narkoba di Jatim,” tegasnya.
Arie juga menambahkan, Granat Jatim saat ini akan gencar untuk sosialisasi penyalahgunaan narkoba di masyarakat dan upaya penegakan hukum juga sangat diperlukan. “Kita juga minta kepada media untuk membantu hal tersebut, jangan timbul tenggelam seperti saat ini,” pungkas Arie.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf dalam pengarahannya mengatakan, ancaman dan peredaran narkoba di Indonesia saat ini sudah memasuki masa kritis. Tidak hanya di perkotaan, peredaran narkoba kini telah merambah hingga ke pedesaan.
“Kondisi ini terus mengancam kaum muda sebagai penerus bangsa, sehingga dibutuhkan peran semua pihak. Baik pemerintah, pengak hukum, masyarakat maupun organisasi sosial seperti Granat, dalam memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba,” ungkapnya.
Seperti diketahui, tingginya jumlah pengguna narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pada 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 4,1 juta orang atau 2,2 persen. Kerugian material diperkirakan  kurang lebih sebesar Rp63 triliun yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, biaya pengobatan dan biaya rehabilitasi.
Pada kesempatan itu, Gus Ipul juga mengapresiasi Granat yang secara konsisten berkampanye untuk mengajak semua pihak menyadari akan pentingnya bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia. “Saya mengapresiasi Granat atas perannya membantu pemerintah dalam mengkampanyekan bahaya narkoba. Saya harap, pelantikan DPD Granat Jatim ini mampu menekan jumlah penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Jatim pada khususnya,” tandasnya. [iib]

Tags: