Gresik Miliki Lima Komoditas Produk Unggulan

5-Deddy MarcianoGresik, Bhirawa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Universitas Surabaya (Ubaya),  Kab Gresik memiliki lima komuditas produk jenis unggulan yang perlu mendapat prioritas. Diantaranya, udang, ikan air tawar, songkok, reparasi sepeda mpotor dan tanaman padi.
Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Fakultas Keuangan jurusan Manajemen Ubaya, Dedi Marsiano saat menjadi narasumber pada desiminasi hasil penelitian komoditas produk unggulan UMKM Gresik di Kantor Bupati Gresik, Selasa (6/5) kemarin.
Acara yang diselenggarakan Pemkab Gresik bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) ini dihadiri sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani UMKM, perwakilan perguruan tinggi, Perbankkan, LSM dan perwakilan UMKM di Gresik.
Dalam penejelasannya, Dedi Marsiano mengatakan, penentuan lima komuditas produk jenis unggulan  ini dilaksanakan beberapa saat yang lalu. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode standar nasional yang digunakan Bank Indonesia.
Meskipun bisa memberikan hasil yang berbeda seandainya digunakan pendekatan riset yang lain, pendekatan riset ini unggul karena berjenjang mulai dari kecamatan. ”Kami mengundang masing-masing tiga KPJU dari setiap kecamatan. Selanjutnya kami bersama tim mengadakan maping,” kata Dedi.
Terkait penelitiannya itu , Dedi Marsiano berharap kepada Pemkab Gresik serta Bank Indonesia untuk memberikan prioritas kepada lima produk unggulan itu. Terkait penelitian Ubaya yang disponsori oleh Bank Indonesia itu. Nurul Huda staf dari Bagian Administrasi Perekonomian menyatakan perlu ada perbaikan. ”Di Gresik pengrajin songkok sudah mulai berkurang. Saat ini pengrajin hanya ada di beberapa tempat saja,” jelasnya.
Nurul Huda juga menjelaskan, kini produk jilbab dan kerudung yang ternyata lebih banyak dan meluas hampir diseluruh wilayah di Gresik. ”Pemasaran produk jilbab ini tak hanya di dalam negeri. Bahkan beberapa pengrajin sudah bisa memasarkan ke pasar eksport,” katanya.
Selain itu, Nurul Huda juga menyatakan, tak hanya produk sandang. Kini beberapa masyarakat Gresik juga mulai beralih menjadi pengrajin barang-barang dari bambu.
Sementara Kepala Bapeda Gresik, Hermanto Sianturi yang membuka acara ini mengatakan, 50% hingga  60% ekonomi Gresik digerakkan oleh sektor industri. Dan 85% penduduk Gresik masih tergantung pada sektor pertanian.
Sementara Kepala Divisi Assesment Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan BI Wilayah IV Jatim, Junanto Herdiawan yang hadir pada kesempatan itu berharap agar upaya ini bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi. [eri]

Keterangan Foto : Kepala Fakultas Keuangan jurusan Manajemen Ubaya, Dedi Marsiano.

Tags: