Grup Hadrah Warga Binaan Rutan Situbondo

Tampak grup hadrah Rutan Situbondo saat tampil memainkan musim Islami dalam sebuah acara belum lama ini. [sawawi/bhirawa].

Tampak grup hadrah Rutan Situbondo saat tampil memainkan musim Islami dalam sebuah acara belum lama ini. [sawawi/bhirawa].

(Selalu Tampil pada Kegiatan Keagamaan)
Situbondo, Bhirawa
Setiap ada acara, terutama kegiatan keagamaan di lingkutan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Situbondo, sudah bisa dipastikan grup hadrah binaan Kepala Rutan, Eka Priyatna ini tampil memukau. Dengan sarana alat musik rebana seadanya, lantunan solawat tersebut menjadi lebih enak didengar. Bahkan alunan suara musik hadrah itu terdengar sampai ke bagian luar Rumah Tahanan (Rutan) Situbondo, di Jalan Akhmad Jakfar.
Apalagi jika kita berada dari jarak dekat, telinga kita memang sedikit dimanjakan oleh alunan musik hadrah tersebut. Ditambah lagi yang didengar adalah syair-syair solawat nabi yang dibarengi iringan musik membuat bait-bait syair solawat tersebut terasa menjadi lengkap untuk sebuah hiburan.
Para personel hadrah yang berjumlah belasan itu rata-rata berusia sekitar 30-50 tahun, yang semuanya  dari warga binaan Rutan Situbondo. “Saat menabuh alat musik, biasanya mereka berpakaian serba putih sehingga terlihat lebih kompak. Terutama kekompakan dalam memainkan alat musik alunan hadrahnya,” aku Kepala Rutan Situbondo, Eka Priyatna.
Kata Eka Priyatna, grup hadrah ini baru dibentuk sekitar satu tahun lebih pada awal tahun 2015 lalu. Kata dia, pada awal-awalnya, peralatan yang digunakan hanya seadanya. Akan tetapi lama kelamaan, ujar Eka, peralatan terus dilengkapi. “Tahun 2016 ini peralatan kita lengkapi,” ujar Eka, yang didampingi koordinator bimbingan musik hadrah Rutan, Hanafi, belum lama ini.
Eka menerangkan, para personelnya terdiri dari warga binaan pilihan dan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk bisa bergabung dalam grup musik khas Islami itu. Di antaranya, sebut Eka, memiliki suara merdu dan memiliki pemahaman tentang alat musik. “Namun yang paling diutamakan di antaranya mereka itu fasih mengaji,” imbuh Eka.
Eka menambahkan, agar pembentukan grup hadrah lebih profesional, Pihak Rutan kemudian mendatangkan pelatih dari luar yang ahli di bidang tersebut. Berbekal modal berlatih yang tekun, maka grup hadrah ini akhirnya dipercaya tampil disetiap acara di Rutan Situbodo.
Eka menuturkan, grup hadrah ini awalnya adalah kelompok hotmil quran karena sebelum menjadi grup musik, kelompok ini memiliki agenda rutin, yaitu khataman Alquran. “Biasanya setiap hari jum’at di Rutan Situbondo ada khataman Alquran,” jelas Eka.
Sementara itu Hanafi menimpali, tujuan pembentukan hadrah ini sebenarnya untuk menghilangkan kesan Rutan itu keras. Kata dia, Rutan adalah rumah binaan sehingga setiap penghuni Rutan, harus dibina ke arah yang positif. Bahkan kreatifitas mereka terus menerus dikembangkan. Hanafi menerangkan, inisiatif pembentukan grup hadrah Rutan berawal dari sebagian warga binaan yang memiliki kemampuan dalam memainkan alat musik.
Oleh karena itu, urai Hanafi, pihak Rutan akhirnya mendukung pembentukan kelompok hadrah tersebut. Seingat Hanafi, saat awal dulu  hanya ada dua orang yang bisa memainkan musik hadrah. Dari kedua orang itulah, sambung dia, mengalir bimbingan kepada warga binaan yang lain. “Bahkan, keduanya yang mengajarkan dengan disiplin cara memainkan alat musik hadrah, sehingga terbentuklah grup hadrah di Rutan Situbondo,” pungkas Hanafi. [awi]

Tags: