Gubernur Ajak CCAI Kembangkan Usaha di Jatim

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto bersama jajaran PT Coca Cola Amatil Indonesia meresmikan pabrik baru di Pandaan, Pasuruan.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengajak PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI), untuk terus berinvestasi dan mengembangkan usahanya di Jatim. Sebab Jatim merupakan provinsi hub perdagangan kawasan timur Indonesia dan Kalimantan.
“Mendirikan industri di Jatim merupakan keputusan tepat karena pasar yang ada sangat besar dan terus berkembang. Hal tersebut menjadikan Jatim sebagai lokasi investasi yang sangat menarik di Indonesia,” kata Gubernur Soekarwo, saat menghadiri Peresmian Mega Distribution Centre dan Fasilitas Produksi Preeform sekaligus 25 tahun keberadaan PT Coca Cola Amatil Indonesia, di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (9/3).
Alasan lainnya, ujar Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, biaya pengiriman barang dan jasa lebih murah ketimbang pengiriman melalui pelabuhan di Makasar. Ini bisa meningkatkan efisiensi distribusi produk-produk Coca Cola ke wilayah lain khususnya ke kawasan timur Indonesia.
“Jatim merupakan salah satu tempat paling efisen untuk mengembangkan usaha industri.  Jatim pun juga sudah dikenal sebagai provinsi industri karena industri mampu memberi sumbangan sebesar 28.92 persen terhadap PDRB. Padahal menurut Menteri Perindustrian, batas minimal sebuah daerah disebut provinsi industri bila memberi kontribusi sebesar 25 persen  terhadap PDRB. Apalagi Jatim sudah menyumbang sebanyak 28.92 persen,” ujarnya.
Menurut Pakde Karwo, kinerja perekonomian Jatim belakangan ini mulai tumbuh membaik. Pada 2016 ekonomi Jatim tumbuh sebesar 5,5 persen dengan nilai PDRB mencapai Rp1.855,04 triliun. Ada tiga sektor utama yang menopang, yakni industri pengolahan (28.92 persen), sektor perdagangan (18 persen) dan sektor pertanian (13.31 persen).
Karena itu, Pakde Karwo memberi jaminan, investasi yang berlanjut dari perusahaan sekelas Coca Cola Amatil akan mampu mendorong tumbuhnya sektor industri Jatim hingga bisa memberi sumbangan sebesar 31 persen terhadap PDRB di 2018.
Sementara itu, saat menjawab pertanyaan wartawan seusai acara peresmian, Pakde Karwo menjelaskan realisasi investasi di Jatim pada 2016 mencapai Rp155 triliun. Investasi tersebut berupa PMA Rp28,57 triliun, PMDN Rp46,33 triliun dan non fasilitas Rp82,14 triliun. Sedangkan izin prinsip tercatat Rp61,43 triliun yang sebagian besar didominasi izin prinsip PMDN.
Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, industri makanan dan minuman merupakan industri strategis yang memiliki prospek cukup cerah. Hal tersebut ditunjukkan oleh laju pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan IV 2016 sebesar 8,46 persen. Angka itu dual kali lipat diatas pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 4,42 persen.
Meski demikian, masih terdapat beberapa permasalahan. Karena itu, dunia usaha diminta  melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan efisiensi  proses produksi. Pihaknya juga akan terus berkomitmen menyiapkan tenaga kerja yang handal melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
“Kemenperin akan terus berupaya melakukan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan, serta program pembinaan dengan pengembangan SMK berbasis kompetensi yang link and match dengan industry,” pungkasnya. [iib]

Tags: