Gubernur Belum Tetapkan KLB Provinsi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Meski 18 kabupaten/kota di Jatim telah dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah (KLB DB), Gubernur Jatim Dr H Soekarwo masih belum menyatakan provinsi yang dipimpinnya sebagai KLB DB. Alasannya, rasio perbandingan antara total penduduk dengan total penderita masih belum besar.
“Secara materiil sudah KLB. Tapi secara formal, Provinsi Jatim itu jumlah penduduknya mencapai 38 juta orang. Sedangkan jumlah penderita DB sekitar 1.817 orang. Jadi status KLB masih sebatas di kabupaten/kota saja, belum ditingkatkan menjadi KLB provinsi,” kata Gubernur Soekarwo, dikonfirmasi, Rabu (28/1).
Meski begitu, lanjut Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo, Pemprov Jatim tetap melakukan upaya maksimal untuk melakukan pencegahan dan pengobatan. Seperti menyediakan semua yan dibutuhkan untuk fogging atau pengasapan, alat-alat kesehatan serta obat-obatan untuk pengobatan DB.
“Jika kabupaten/kota merasa kekurangan sesuatu untuk penanganan DB ini harus melaporkan ke provinsi. Nanti provinsi siap membantunya. Tapi jangan sampai yang dibantu soal DB mintanya bantuan soal puskesmas. Kalau itu ya tidak dibantu,” katanya.
Terkait anggaran penanganan DB ini, mantan Sekdaprov Jatim ini menegaskan, anggaran pemprov tidak terbatas untuk KLB DB ini. “Semua anggaran tidak terduga itu banyak sekali. Jadi aman soal anggaran, tidak ada masalah,” tegasnya.
Menurut dia, saat ini terdapat metamorvisis penyakit DB ini. Jika dulu penyebab awal orang terkena DB ada bintik-bintik merah, sekarang orang yang terkena DB tidak tampak tanda-tanda itu. Padahal masyarakat masih mengandalkan tanda-tanda awal itu untuk mengetahui orang terkena DB atau tidak.
“Yang sekolah tidak hanya dokternya, tapi nyamuknya juga sekolah. Sekarang tidak ada tanda-tanda merah dibadan. Panas badannya pun hampir sama dengan panas lainnya. Makanya banyak yang terlambat berobat dan akhirnya meninggal seperti di Jombang,” ungkapnya.
Sementara itu data terakhir Dinkes Jatim 28 Januari 2015 menyebutkan jumlah status KLB mencapai 18 daerah yaitu Kabupaten Sumenep, Kabupaten Jombang, Kabupaten Trenggalek,Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pacitan,  Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi.
Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono menyatakan, dari 18 daerah ada lima daerah dengan jumlah penderita terbanyak yakni Kabupaten Sumenep dengan 289 penderita, Jember 239 penderita, Pacitan 150 penderita, Jombang 110 penderita dan Trenggalek 105 penderita. Sedangkan untuk lima daerah yang sedikit penderitanya meliputi Kota Pasuruan 9 penderita, Kabupaten Lumajang 8 penderita, Kota Batu 7 penderita, Kota Malang 6 penderita dan Kota Mojokerto tidak penderita.
Menurutnya, saat ini jumlah kasus DBD bulan januari 2015 di daerah Jatim menujukkan kenaikan yang signifikan. Jika dilihat total kasus DBD mencapai 2.294 orang, dimana sebelumnya jumlah kasus DBD di bulan Januari 2014 yaitu 980 orang. ‘’Untuk jumlah kasus penderita yang meninggal saat ini mencapai 46 orang sedangkan dibulan yang sama (Januari 2014, red) hanya 9 orang,’’ ucapnya.
Mantan Bupati Ngawi ini mengungkapkan, banyaknya kasus DBD di bulan januari disebabkan karena bertepatan dengan musim penghujan selain itu faktor kebersihan masyarakat belum baik. Masih banyak masyarakat yang tidak menerapkan program 3 M (Mengubur, Menguras dan Menutup). ‘’Minimal jika masyarakat menerapkan program 3 M maka penularan dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti bisa ditekan,’’ ucapnya. [iib,dna]

Rate this article!
Tags: