Gubernur Berharap Akses Kargo Bandara Juanda Dibuka

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengaku sangat terkejut mendengar kabar adanya penutupan akses truk kargo dari Terminal 1 (T1) menuju Terminal 2 (T2) Bandara Internasional Juanda. Seharusnya penutupan tersebut tidak dilakukan karena dapat menganggu pelayanan publik.
Menanggapi penutupan akses tersebut, mantan Sekdaprov Jatim ini langsung berkoordinasi dengan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto pada Kamis (12/3) malam. Soekarwo meminta masalah antara PT Angkasa Pura (AP) I dan TNI-AL tidak mengganggu pelayanan umum, khususnya yang menyangkut pengiriman barang.
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Soekarwo, mengatakan, informasi penutupan itu diperoleh pada Kamis pagi. Kemudian, dia berkoordinasi dengan Pangarmatim pada malamnya. Sebab, penutupan akses tersebut membuat angkutan kargo menumpuk di Bandara Juanda.
Dampaknya tidak hanya pada mengganggu perekonomian Jatim, tetapi juga nasional sebab kargo di Bandara Juanda sudah masuk tingkat internasional. “Saya sudah bicara dengan Pangarmatim. Saya minta agar kepentingan umum tidak terganggu,” ungkapnya, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Jumat (13/3) lalu.
Menurut dia, masalah tersebut ternyata tentang kerja sama antara AP I dan TNI-AL yang belum klir. Meski begitu, Pakde Karwo tetap sangat menyayangkan keputusan TNI-AL menutup akses tersebut. “Saya sudah meminta agar TNI-AL tidak menutup akses itu lagi,” katanya.
Permintaan gubernur kepada Pangarmartim itu sedang dipelajari Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI-AL Ade Supandi yang saat ini berada di Belanda. Pakde Karwo khawatir jika penutupan akses dibiarkan, banyak pesawat yang delay dan kargo tidak bisa keluar masuk Bandara Juanda.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan, setelah melakukan koordinasi, akhirnya TNI-AL mulai melunak. Satu mobil Pertamina diizinkan masuk melalui akses T1–T2. Kemudian, pergerakan kargo di T1–T2 sudah mulai diizinkan pada malam, yaitu pukul 22.00. Namun, kendaraan operasional airline tetap tidak boleh lewat akses tersebut. Mereka harus melalui Jalan Sedati. Selain itu, penggunaan parking stand A10 sampai A14 di T2 tidak diperbolehkan.
Menurut Wahid, penutupan akses di kawasan Juanda itu sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional. Bandara Juanda, lanjut dia, merupakan bandara internasional yang menjadi pintu gerbang ekonomi nasional. Sebab, Jatim termasuk provinsi yang memiliki kontribusi besar, khususnya di Indonesia bagian timur. “Kalau kargo tidak bisa keluar masuk, banyak pengusaha yang rugi,’ ungkapnya.
Tidak hanya itu, peristiwa tersebut akan membuat citra buruk Jatim di mata dunia. Para pengusaha bingung saat ingin mengirim barang melalui jalur selain Juanda. “Juanda ini terbesar di Indonesia. Kalau tidak segera dicarikan solusi, itu akan merugikan konsumen yang memiliki kargo. Termasuk dari luar negeri,” ujar dia.

YLPK Sesalkan
YLPK Jatim Sesalkan Penutupan jalan akes di kawasan Bandara Juanda, “Karena hal tersebut sangat berpengaruh negatif terhadap aktifitas ekonomi Jatim,”ungkap Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim Said Sutomo.
Berdasarkan laporan yg masuk ke YLPK Jatim, lanjutnya saat dijumpai di ruang kerjanya Jumat (13!3), mulai kamis 12 maret 2015 pukul 06.00 jalan akses di kawasan bandara juanda yg menghubungkan Terminal 1 dan Terminal 2 ditutup oleh TNI-AL, sehingga  aktifitas cargo / konsumen barang terganggu.
YLPK Jatim berharap PT. Angkasa Pura 1 dan pihak TNI-AL jika ada masalah jangan sampai mengganggu kepentingan umum, Pelayanan publik dan kepentingan nasional yg lebh besar agar tidak terganggu.  [iib,ma]

Tags: