Gubernur Jatim Berharap SMK Harus Punya Koneksitas dengan Industri

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Mudlor mencoba ‘Mobil Trainner’ karya siswa SMK YPM 8 Sidoarjo. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap SMK harus punya koneksitas dengan pihak industri. Kalau koneksita dengan industri bisa terbangun akan bisa menggunakan skill yang diperoleh untuk bisa bekerja secara kolektif maupun secara mandiri.
Harapan tersebut disampaikan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Mobil Trainner SMK YPM 8 Sidoarjo, dengan didampingi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor dan Wakilnya Subandi serta Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi bersama jajarannya, pada Senin (1/3) sore.
Kehadiran rombongan disambut Kepala SMK YPM 8 Sidoarjo Kisyanto Bersama jajarannya danlangsung keliling meninjau sarana dan prasarana sekolah yang sudah cukup lengkap tersebut. Tak lupa mencoba Mobil Trainner buatan siswa SMK YPM 8 Sidoarjo.
Menurut Gubernur Khofifah, produk sekolah ini sudah masuk dalam produk pesanan dari perusahaan-perusahaan asing. “Jadi ketekunan untuk membangun koneksista itu menjadi bagian yang sangat penting. Menjaga quality control juga menjadi yang sangat penting. Jadi ini SMK tapi labelnnya ‘Teaching Factory’ sungguh keren sekali,” katanya.
Ia mengatakan, semua ini berkat inisiatif, inovasi dan kreatifitas kepala sekolah yang harus ketemu dengan siapa yang penggunanya. Kalau membaut spare part berarti harus koneksitas dengan perusahaan-perusahaan dan sekolah-sekolah harus kita lakukan secara bersama-sama. “Termasuk tugas Pemprov Jatim,” kata Khofifah.
Kapala SMK YPM 8 Sidoarjo Kisyanto juga menambahkan kalau sekolah memang tidak bisa bekerja sendiri harus ada kerjasama. Kalau programnya otomotif yang harus kerjama dengan bengkel atau karoseri yang sudah ternama. Tetapi minimal kita menyiapkan generasi yang akan datang, agar bisa memasuki dunia otomotif baru. “Termasuk Bu Gubernur tadi juga terkesan dengan sarana produksi untuk mensuplay suku cadang sepeda motor, juga terkesan dengan Mobil Trainner buat siswa kita,” katanya.
Jadi mobil listrik ini bukan untuk diproduksi masal, atau dijual secara umum, tapi mobil trainningnya untuk para siswa SMK. Kalaupun kami produk, ya untuk kebutuhan khusus. “Pembuatnya ini siswa kelas XII, berkolarasi antara tiga jurusan, yakni jurusan mesin yang bagian ngelas, terus jurusan elektro yang bagian elektronikanya, dan siswa jurusan otomotif yang menangani bagian merangaki mesin-mesinnya,” pungkas Kisyanto. [ach]

Tags: