Gubernur Berikan Penghargaan pada 344 Perusahaan Zero Accident

Gubernur Jatim menyerahkan penghargaan kpd bupati sidoarjo di acara Penyerahan Penghargaan kepada bupati walikota selaku pembina K3 dan perusahaan penerima (zero Accident) di gedung negara grahadi.

Gubernur Jatim menyerahkan penghargaan kpd bupati sidoarjo di acara Penyerahan Penghargaan kepada bupati walikota selaku pembina K3 dan perusahaan penerima (zero Accident) di gedung negara grahadi.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memberikan penghargaan kepada 10 bupati/wali kota sebagai Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbaik di Jatim, 344 perusahaan kecelakaan nihil (zero accident) dan Sisem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pemberian penghargaan ini diberikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (30/3).
Kesepuluh kepala daerah yang menerima penghargaan Pembina K3 Terbaik Tahun 2015 yaitu, Bupati Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Blitar dan Mojokerto, serta Wali Kota Surabaya dan Madiun.
Penghargaan tersebut diberikan karena 10 bupati dan wali kota yang dinilai telah memberikan perhatian lebih dalam pelaksanaan K3 di perusahaan di daerah masing-masing. Utamanya dalam konsistensi pembinaan, inovasi dan motivasi bagi perusahaan-peusahaan baru guna lebih giat dalam menerapkan K3.
Ditempat yang sama, Gubernur Soekarwo juga menyerahkan penghargaan kepada perusahaan penerima kecelakaan nihil (zero accident), dan Sisem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pemberian penghargaan ini untuk memberikan spirit kepada seluruh pimpinan perusahaan di Jatim agar lebih meningkatkan motivasi dan komitmen meningkatkan budaya K3 guna mendorong produktivitas dan daya saing di pasar global.
Dalam arahannya, Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo mengatakan, sudah tepat kiranya jika Menteri Perindustrian dan Perdagangan menempatkan bupati/wali kota mendapat penghargaan K3, pimpinan perushaaan dapat penghargaan zero accident, dan penghargaan SMK3. Karena daya saing ditentukan dalam pertarungan global adalah produknya harus lebih bagus, kualitasnya lebih bagus dan distribusinya lebih cepat.
“Penghargaan ini penting karena zero accident itu kuncinya pada SDM. SDM bisa baik kalau kesehatannya baik, dan perusahaan bagus kalau produktivitasnya bagus. Sedangkan produktivitas ditentukan oleh kesehatan dan kualitas ketrampilan. Maka bupati/wali kota memperbanyak vocational pendidikan dan ketrampilan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo juga memaparkan tentang PDRB Jatim paling tinggi di sektor industri sebesar 29,75 persen. Padahal menurut statistik ekonomi jika sudah mencapai 30 persen sudah masuk provinsi industry. Itu artinya tinggal sedikit lagi Jatim sudah masuk provinsi Industri.
“Sekarang posisi industri posisi peringkat pertama adalah DKI, kemudian Jawa Barat hampir 40 persen, dan ketiga Jatim (29,75 persen). Kita harus menjadi negara industri jika tidak ingin stagnant di medium income country. Sekarang di Indonesia  berada di urutan 16 negara berpenghasilan medium. Untuk itu, industry harus mempunyai daya  saing yang bagus,” katanya.
Menurut Pakde Karwo, yang dapat mensupport efisiensi dalam perusahaan adalah seorang pemimpin. Sekitar 50 persen suksesnya perusahaan ditentukan oleh CEO dan faktor eksternal yang dibentuk oleh bupati/wali kota. Kalau kepala daerahnya punya intuisi terhadap bisnis, maka akan tercipta suasana dunia industri kondusif.
“Untuk meningkatkan produktivitas suatu perusahaan, selain harus punya ketrampilan tapi juga sehat. Maka suport yang penting faktor eksternal yaitu dari bupati/wali kota harus ciptakan kondusif untuk produksi. Produktivitas SDM tergantung pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain selamat dari kecelakaan tapi juga sehat. Daya saing di era globalisasi sangat tergantung pada kualitas SDM, kualitas infrastuktur/mesin dan  kualitas pelayanan publik,” tegasnya.

Sebagai Pemacu Membudayakan K3 di Perusahaan
Maksud dan tujuan diberikannya penghargaan  Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbaik di Jatim, perusahaan kecelakaan nihil (zero accident) dan Sisem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ini adalah untuk membudayakan K3 di perusahaan di Jatim. Dengan begitu, akan tercipta tempat kerjaa yang aman, nyaman, sehat dan produktif dalam rangkaian peningkatan daya saing memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kepedudukan (Disnakertransduk) Provinsi Jatim Drs Soekardo MSi mengatakan, sebanyak 344 perusahaan di Jatim mendapatkan penghargaan sebagai kategori penghargaan zero accident. Tidak hanya itu saja, juga diberikan penghargaan pembina K3 di Jatim kepada 10 kepala daerah di Jatim.
Selain itu, lanjutnya, 56 Perusahaan di Jatim menerima penghargaan sebagai kategori penghargaan SMK3 Tahun 2015. Pada 56 perusahaan terdiri dari 13 perusahaan dari Kota Surabaya, 6 perusahaan dari Kabupaten Gresik, 5 perusahaan dari Kabupaten Sidoarjo, 3 perusahaan dari Kabupaten Lamongan, 3 perusahaan Kabupaten Mojokerto, 3 perusahaan Kabupaten Tulungagung.
Sementara sisanya, perusahaan penerima SMK3 berasal dari Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Madiun, Kota Kediri, Kabupaten Tuban, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kota Mojokerto, Kabupaten Pacitan, Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang.
Untuk 10 kepala daerah yang menerima penghargaan sebagai pembina K3 yakni Bupati Gresik, Bupati Sidoarjo, Bupati Pasuruan, Bupati Tuban, Wali Kota Surabaya, Bupati Bojonegoro, Bupati Lamongann Bupati Blitar, Wali Kota Madiun, dan Bupati Mojokerto.
Salah satu penerima penghargaan dari Perusahaan, Manager Area Malang PT PLN, Fatkhul Hakim mengaku, pihaknya senang dan bangga karena selama lima tahun berturut-turut, mulai 2010 hingga 2015 meraih penghargaan zero accident dari Pemprov Jatim.
“Dengan adanya penghargaan ini, tentunya akan memotivasi kami untuk terus mementingkan dan lebih konsen terhadap keselamatan kerja. Tentunya, kami terus menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP, red) dalam bekeja serta menggunakan peralatan keselamatan bagi pekerja kami,” terangnya. [iib]

Tags: