Gubernur Cium Ada Permainan Harga oleh Pabrik Gula

Salah satu pabrik gula di Jatim.

Salah satu pabrik gula di Jatim.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mencium ada permainan harga yang dilakukan beberapa pabrik gula di Jatim. Hal inilah yang membuat harga gula di Jatim terus meroket tak terkendali hingga mencapai Rp 17 ribu per kg di pasaran.
“Setelah kita cek, ada lelang (jual ke distributor pertama) terakhir dari pabrik gula Maret lalu mencapai Rp 13.800 per kg. Ini kan pabrik gula ambil untungnya kebanyakan,” kata Gubernur Soekarwo ditemui usai membuka Job Fair 2016 di JX International, Selasa (24/5).
Jika pabrik gula menjual Rp 13.800 per kg  ke distributor pertama, katanya, maka harga gula di pasaran bisa dipastikan akan lebih dari Rp 15 ribu per kg. Apalagi, distributor gula biasanya mencapai empat hingga lima lapis sehingga harga gula akan mahal saat sampai ke konsumen.
“Padahal sesuai aturan, pabrik gula itu harusnya menjual maksimal Rp 10 ribu per kg sudah termasuk PPn. Kalau jual Rp 10 ribu saja mereka sudah untung, kalau lebih dari itu kan kebanyakan untungnya,” ungkapnya.
Terkait adanya permainan harga ini, Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo bersama dengan Kapolda dan Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim, Rabu (25/5) hari ini bakal memanggil seluruh pabrik gula yang ada di Jatim.
“Menaikkan harga di luar sewajarnya itu ada sanksi pidana ekonomi. Tapi saya tidak masuk ke situ, tapi entah nanti kalau Kapolda atau Kajati memiliki penafsiran untuk melanjutkan ini ke perkara pidana. Sebagai BUMN, maka tidak sepantasnya pabrik gula menaikkan harga di luar kewajaran yang ujung-ujungnya akan menyengsarakan masyarakat,” ungkapnya.
Pakde Karwo juga akan minta seluruh pabrik gula bisa menurunkan harga lelang mereka. Selain itu, pabrik gula juga akan diminta untuk menggelontorkan gula sehingga harga di pasaran juga segera turun.
“Saat ini, stok gula di Jatim juga masih sekitar 25 ribu ton atau masih mencukupi untuk kebutuhan Jatim yang per harinya mencapai 1.500 ton per hari. Tapi kalau harganya mahal ya percuma saja. Jadi harga harus kembali turun,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim Dr Ir M Ardi Prasetyawan MEng SC, ME mengakui ada sejumlah kenaikan barang kebutuhan pokok. Di antaranya gula yang semula Rp 12.000 menjadi Rp 15.000 lebih per kg, daging yang semula Rp 100 ribu menjadi Rp 107.000 per kg. Lalu ada juga bawang merah Rp 38.000 – 40.000 per kg. “Kami upayakan subsidi angkut maju pelaksanaannya. Semula akan digelar 1 Juli semoga bisa mulai 26 Mei 2016. Ini masih kami rapatkan lagi,” ujarnya.
Sedangkan untuk operasi pasar, Ardi mengatakan, telah memulai melakukan program tersebut. Operasi pasar pertama dilaksanakan pada 20 Mei lalu. Namun, waktu itu, kebanyakan pembeli adalah penjual sehingga barang operasi pasar tersebut dijual kembali. Maka untuk operasi pasar selanjutnya, akan ada evaluasi titik di mana akan ditempatkan di kelurahan dan bukan di pasar.
“Naiknya harga juga karena keterlambatan panen, tapi kalau untuk bawang merah ada laporan naik,  dan Juni kemungkinan panen maka kami akan minta Bulog untuk segera membelinya,” terang Ardi.
Terkait dengan anggaran subsidi angkut, Ardi masih belum bisa memastikan karena belum ada keputusan dari gubernur. Namun biasanya seperti tahun lalu mencapai Rp 4 miliar, dan dana yang disiapkan Rp 7 miliar. “Tapi tahun kemarin Idul Fitri habisnya Rp 4 miliar ditambah ketika Natal sekitar Rp 1 miliar, jadi setiap tahun habisnya Rp 5 miliar. Tapi yang kami siapkan Rp 7 miliar,” ujarnya.

Kediri Tembus Rp 17 Ribu
Menjelang bulan puasa, harga gula di Kota dan Kabupaten Kediri  mulai meroket. Tak tanggung-tanggung harga gula pasir naik mencapai Rp 16- 17 ribu per kg atau naik 30 %  dari harga biasanya yang berkisar Rp 13 ribu per kg.
Yayuk, warga Kelurahan Banaran Kota Kediri mengatakan jika kenaikan harga pokok terjadi di Kediri sejak satu minggu ini. “Kenaikan sudah mulai dirasakan sejak seminggu ini, terutama harga gula. Sekarang di pasar 16 ribu per kg dan di toko eceran sampai 17 ribu per kg, ” kata Yayuk, pemilik warung nasi, Selasa (24/5).
Hal senada juga dirasakan beberapa ibu rumah tangga terkait kenaikan harga gula pasir yang mencapai 30 persen. Seperti yang diungkapkan warga Kelurahan Burengan yang biasa menerima pesanan roti, Titik mengatakan jika keuntungan pendapatannya jadi minim dengan kenaikan harga gula pasir
“Bagaimana tidak menipis, saya memberikan harga pesanan kue kemarin sebelum harga gula naik, otomatis saya juga gak berani menaikkan harga pesanan, ” kata Titik.
Kenaikan gula ini, ini juga diikuti kebutuhan pokok lain seperti beras, bawang putih, bawang merah, namun yang paling dirasakan masyarakat adalah kenaikan harga gula.
Kepala Disperindag Kota Kediri Yeti Setyorini K mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan beberapa kordinasi dengan pihak yang berkompeten  terkait kenaikan harga gula ini. “Kita masih melakukan koordinasi, kalau perlu dilakukan sidak ya akan kita lakukan,” kata Yeti saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Yeti mengatakan, pihaknya juga berencana untuk segera mengadakan operasi pasar murah seiring dengan kenaikan beberapa kebutuhan pokok tersebut. [iib,rac,van]

Tags: