Gubernur Desak Tindakan Preventif Kesehatan

Dr H Soekarwo

Dr H Soekarwo

Pemprov Jatim,Bhirawa
Gubernur Jawa Timur, H Soekarwo mengatakan bahwa tindakan preventif dan promotif merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup, serta untuk  mencegah bertambah banyaknya masyarakat yang terkena kanker servix.
Tindakan ini merupakan salah satu cara pencegahan secara dini, selain juga murah harganya. “Masalhnya, selama ini dana tindakan preventif dan promotif tidak tercover dalam anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,” ungkap Pakde Karwo pada acara FGD (Forum Group Discussion) Jatim Darurat Kanker Serviks di Surabaya, Kamis (5/3).
Oleh karena itu, Pakde Karwo melalui siaran pers Humas Setdaprov mengatakan, politisi bidang kesehatan harus mengubah konsep kebijakan politik kesehatan menjadi  anggaran kesehatan di tingkat pemerintah pusat. Ini karena, tindakan  preventif dan promotif memerlukan anggaran besar, tetapi selama ini  tidak pernah dianggarkan.
“Selama ini pemerintah pusat ingin membangun masyarakat yang sehat, tetapi belanjanya atau dananya tidak tersedia,” ungkapnya.
Selanjutnya, ia memberikan apresiasi kepada media massa yang telah peduli dengan meningkatnya jumlah penderita Kanker Servix, dengan cara memberikan inisiasi kepada masyarakat bagaimana cara hidup sehat.
Menurut Pakde Karwo, penyakit ini tidak menular tetapi kematian dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan gaya hidup (life style) yang dipengaruhi oleh peningkatan ekonomi masyarakat.
Misalnya,lanjut Gubernur,  orang lebih menyukai mengkonsumsi makanan siap saji, junk food. Makanan tersebut sebagai pemicu penyakit yang mematikan. “Saat ini yang berbahaya adalah anak yang mengkonsumsi gizi lebih,” paparnya.
Mengenai RSUD Dr. Soetomo yang mengalami over load pasien, Pakde Karwo mengharapkan agar kepala daerah kabupaten/kota termasuk DPRD kab/kota mampu membuat kebijakan agar sistem rujukan dapat berjalan dengan baik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan menurut Pakde Karwo adalah membangun RSUD Dr Soetomo di Kabupaten Bangkalan. Agar masyarakat Bangkalan mau berobat di RSUD Dr Soetomo Bangkalan, karena dalam benak masyarakat Bangkalan merasa bahwa mereka sedang berobat di RSUD Dr Soetomo sebagaimana yang ada di Surabaya.
Dr Hari Nugroho SpOG, spesialis kandungan sekaligus peneliti Kanker Servix RSUD Dr Soetomo mengatakan, saat ini kanker servix merupakan penyakit mematikan nomor satu di Indonesia. 66,79 persen penderita berusia antara 35-54 tahun dan sebanyak 44,75 persen sudah mencapai stadium III.
Sedangkan di RSUD Dr Soetomo mulai Januari – Desember 2014, pasien baru kanker servix sebanyak 842 pasien atau 3-4 pasien baru/hari. Terus meningkatnya pasien di Jatim, membuat Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jatim terus melakukan tindakan promotif di desa-desa dengan mobil deteksi dini kanker servix, sehingga masyarakat mulai berani untuk memeriksakan diri.
“Usia produktif bagi wanita, karena mereka harus mengasuh keluarga yang memerlukan perhatian. Impact socialnya sangat besar,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, menurut data yang ada di Indonesia 17 dari 100.000 penderita kanker servix  baru per tahun terdeteksi (20.928 pasien/per tahun). Bisa dikatakan 2,5 pasien tambahan per jam dan 1,1 orang meninggal per jam.
Sedangkan apabila telah mencapai stadium III ke atas, menurutnya tindakan yang dilakukan adalah pasien harus melakukan radioterapi. Dan yang bisa melakukan hanya di RSUD Dr Soetomo. Karena peralatan sangat terbatas, sehingga si pasien harus menunggu selama lima sampai tujuh bulan.
Cara pencegahannya, menurutnya antara lain tidak merokok atau menjauhi orang merokok, menghindari sex dini, menghindari banyak anak, melakukan pap smear, vaksin. [Dna,inf]

Tags: