Gubernur Dorong Badiklat Terapkan BLUD

Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo menyapa para peserta Diklat Pim II pada Acara Ceramah Tematik.

Pemprov, Bhirawa
Keberhasilan RSUD dr. Soetomo menerapkan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) membuat Gubernur Jatim, DR Soekarwo mendorong agar Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Jatim menerapkan sistem tersebut.
Pemprov Jatim telah melakukan BLUD pada rumah sakit milik provinsi, UPT Kesehatan, UPT Bibit Dinas Pertanian. Seperti RSUD dr. Soetomo setelah menjadi BLUD terdapat peningkatan. Pada tahun 2013 minus Rp. 100 milyar, tahun 2015 menjadi surplus Rp. 200 milyar, dan tahun 2016 surplus Rp. 234 milyar. “Semua daftar yang akan di-BLUDkan akan dibuat,” kata Gubernur Soekarwo saat memberikan Ceramah Tematik bagi peserta Diklatpim II dan II di Gedung Badiklat Jatim, Jl Balongsari Tama Surabaya Selasa (7/3).
Menurut gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu, Badiklat harusĀ  berubah dan hijrah dengan sikap baru yang lebih mandiri dalam pembiayaan dengan menjadi BLUD tersebut, sehingga tidak bergantung pada APBD.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.
Perubahan Bandiklat Prov. Jatim menjadi BLUD tersebut perlu dilakukan melihat pendapatan asli daerah (PAD) yang selama tiga tahun ini stagnan akibat perlambatan ekonomi global. Perubahan ini merupakan salah bentuk expenditure reform yang sedang berjalan (on going).
“BLUD ini dilakukan untuk menyiasati bahwa expenditure government kita turun, tetapi nilai pembangunannya tambah. Untuk itu Bandiklat perlu hidup mandiri. Kalau tidak menjadi BLUD, maka tidak akan ada diklat,” tegas Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Lebih lanjut disampaikannya, uang yang diterima Bandiklat Prov. Jatim itu dibuatkan rencana kerja anggaran diklat. Berikutnya hasil rencana kerja tersebut dipresentasikan oleh Kepala Bandiklat Prov. Jatim dihadapannya.
Menurutnya, untuk pengembangan BLUD, Bandiklat Prov. Jatim bisa menggunakan sebanyak 70 persen widya iswara (WI) dan 30 persen outsourcing. WI Bandiklat Prov. Jatim mendapatkan remenurasi berdasarkan produktivitas. Untuk itu, WI perlu membuat materi setiap tahun untuk tahun depannya dengan melibatkan peserta diklat dalam pembuatannya. “Kalau setiap tahun tidak membuat hasil konsep tentang materi yang akan disampaikan tahun depannya, maka jangan dibayar,” imbuhnya.
Selain itu, Bandiklat Prov. Jatim juga bisa mengundang Hermawan Kartajaya, Konjen AS, Konjen Jepang Konjen RRT untuk mengajar sekaligus merumuskan model kelas baru. Sehingga peserta diklat bisa menjadi kader globalisasi.
Dijelaskan Pemprov Jatim telah melakukan BLUD pada rumah sakit milik provinsi, UPT Kesehatan, UPT Bibit Dinas Pertanian. Seperti RSUD dr. Soetomo setelah menjadi BLUD terdapat peningkatan. Pada tahun 2013 minus Rp. 100 milyar, tahun 2015 menjadi surplus Rp. 200 milyar, dan tahun 2016 surplus Rp. 234 milyar. “Semua daftar yang akan di-BLUDkan akan dibuat,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo juga menyampaikan kunci sukses kepada peserta diklat berupa inovasi utamanya dalam menghadapi kelangkaan pembiayaan. Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, peserta harus bisa menjadi entrepreneur. “Entrepreneurship bisa dilakukan dengan menggunakan potensi partisipasi masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Badiklat Jatim, Dr Mudjib Affan, Mkes mengaku siap menerapkan BLUD di instansi yang di pimpinnya. “Target kami tahun depan Badiklat sudah menerapkan BLUD,” katanya.
Ceramah Tematik ini merupakan rangkaian kegiatan Diklat Kepemimpinan (PIM) Tingkat II dan III. Diklat Pim II Angkatan 4 diikuti sebanyak 60 orang dan Diklat Pim III Angkatan 52-53 sebanyak 72 orang. [wwn]

Tags: