Gubernur Imbau Semua Elemen Tahan Diri

 Dr H Soekarwo

Dr H Soekarwo

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo meminta semua elemen untuk menahan diri, di ujung pemilihan presiden 2014. Hal ini terkait derasnya isu soal perpecahan, jika salah satu pasangan capres ditetapkan menjadi pemenang pilpres.
“Seharusnya kita perlu belajar dari kesenian ludruk. Setelah acara selesai semuanya selamat dan menyambut dengan baik,” kata Gubernur Soekarwo, ditemui usai Sidang Paripurna di DPRD Jatim, selasa (21/7).
Menurutnya, tidak ada alasan untuk perpecahan usai pilpres ini dan semua elemen masyarakat seharusnya menahan diri. “Seharusnya semuanya berlaku layaknya orang yang memahami isi demokrasi,” ujar pria yang akrab disapa Pakde Karwo.
Menanggapi tuntutan untuk coblosan ulang di beberapa daerah, Pakde Karwo menyerahkan sepenuhnya pada KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang memiliki kewenangan untuk masalah ini. “Ini kan ranahnya KPU , kita serahkan ke mereka saja,” tegasnya.
Seruan damai tidak hanya dilontarkan Gubernur Soekarwo. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya juga menyatakan hal yang sama dan berharap Indonesia tetap damai pasca pilpres ini. Semua pihak diminta menghormati hak rasa aman orang lain sebagai bagian dari hak asasi manusia.
“Semua pihak wajib mengedepankan sikap arif dan bijaksana. Apabila hasil tersebut tidak sesuai dengan harapan, seharusnya melakukan langkah hukum, bukan dengan mengedepankan hukum rimba,” ujar salah seorang anggota LBH Surabaya, Suparman SH.
Dirinya juga minta kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat agar secara aktif menenangkan, memberikan pemahaman kepada masyarakat. bukan hanya itu, cawapres dan timsuksesnya memili kewajiban untuk tidak larut dalam uforia jika ditentukan sebagai pemenang.
“Aparat keamanan juga perlu menjaga keamanan dengan baik guna memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat,” lanjut Suparman. Menurutnya, munculnya isu ini disebabkan tipisnya selisih perolehan suara masing-masing capres. Ditambah masing-masing kubu saling klaim dan mendeklarasikan sebagai di pilpres 2014.  [iib]

Tags: