Gubernur Ingatkan ASN Tak Gunakan Mobil Dinas untuk Mudik

foto ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pejabat aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah provinsi setempat tidak menggunakan mobil dinas saat mudik dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
“Sudah ada aturannya bahwa mobil dinas dilarang untuk urusan pribadi, termasuk mudik,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Kamis (30/2).
Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut juga telah menyampaikannya kepada ASN yang memiliki mobil dinas agar tidak menggunakannya selama masa arus mudik. Seluruh mobil dinas, kata dia, diminta untuk diparkir di kantor masing-masing dan kembali digunakan setelah masa arus mudik dan balik berakhir.
“Kalau yang punya mobil dinas di sekitar Setdaprov ya di sini (Jalan Pahlawan), kalau Kadisperindag ya di kantor Disperindag,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, Pemprov Jatim memprediksi puncak arus mudik Lebaran di wilayah setempat terjadi pada 2 Juni 2019.
Sejumlah kegiatan arus mudik bareng juga digelar oleh Pemprov, baik jalur darat menggunakan armada bus dan kereta api, serta jalur laut memakai kapal, bahkan sudah dilakukan beberapa kali pemberangkatan.
Khusus untuk mudik balik gratis jalur kapal laut akan disiapkan enam rute dan disediakan tahun ini sekitar 295 ribu penumpang, namun jumlah tersebut dipastikan bertambah seiring banyaknya instansi yang mengadakan program serupa bagi masyarakat Jatim sejak “H-9”.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Jatim Fattah Jasin menyampaikan enam rute untuk kapal laut, antara lain Surabaya-Masalembu (PP) sebanyak empat perjalanan, Tanjung Wangi-Sapeken empat perjalanan, Gresik-Bawean PP empat perjalanan dan Kalianget-Kangean lima perjalanan.
“Semoga seluruh penumpang diberi kelancaran dan selamat sampai tujuan berkumpul dengan sanak saudara,” katanya.

Puncak Mudik
Gubernur Khofifah memprediksi jika puncak arus mudik Lebaran di Jatim, di antaranya di Terminal Purabaya, Surabaya, akan terjadi pada Minggu (2 Juni). Pasalnya masih ada masyarakat yang beraktivitas hingga Sabtu, 1 Juni. “Ternyata sejak H minus 7 pasokan armada masih cukup, dibandingkan dengan animo masyarakat yang mudik Lebaran,” ujarnya.
Ia mengatakan, yang paling penting saat mudik Lebaran adalah kesehatan pengemudi, karena itu di Terminal Purabaya sudah dilakukan tes urine kepada seluruh pengemudi.
“Sesuai dengan pesan menteri kesehatan yang mengatakan, kesehatan pengemudi harus dijaga, termasuk juga mengecek kondisi bus yang akan digunakan untuk mudik,” katanya.
Selain itu, kata dia, harga tiket juga sudah bisa dicek dengan menggunakan sistem tiket secara elektronik, meskipun saat ini yang sudah diterapkan masih jurusan Surabaya-Malang.
Menurut dia, posko juga sudah berdiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama polisi. “Sejauh ini laporannya masih ‘zero’ dan semoga sampai arus balik yang diperkirakan pada tanggal 8 Juni dan 9 Juni nanti masih tetap sama, supaya masyarakat bisa memanfaatkan lebaran dengan nyaman dan aman,” katanya.
Sementara data penumpang yang berangkat dari Terminal Purabaya pada Rabu hingga pukul 23.59 WIB, tercatat ada 32.686 orang dan diangkut 1.038 bus. Untuk tujuannya, didominasi rute Surabaya-Malang, Surabaya-Solo-Yogyakarya, dan Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi.
Sedangkan untuk penumpang yang turun di Terminal Purabaya, datanya tercatat ada 29.114 penumpang dari 1.022 bus. Rata-rata penumpang dari Malang, Kediri, hingga Probolinggo dan Banyuwangi. [ant]

Tags: