Gubernur Ingatkan Paham Komunisme Tak akan Mati

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf, Kapolda Jatim Irjen Pol Drs Machfud Arifin SH, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko MDA, Ketua Pengadilan Tinggi Jatim Abdul Kadir foto bersama disela peringatan Hari Kesaktian Pancasilan di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo menyebut jika paham komunisme tidak akan bisa mati di bumi ini. Seperti halnya paham liberalisme yang saat ini juga masih ada. Untuk itu, jika ada pihak yang menyampaikan paham komunisme bangkit itu bisa saja terjadi. Tapi secara organisasi tidak mungkin, sebab sudah jelas di larang di Indonesia.
“Komunisme di Indonesia sudah jelas dilarang. Sudah ada regulasi yakni TAP MPRS yang mengatur pembubaran organisasi PKI ini, sehingga secara wadah tidak ada ruang untuk tumbuh,” tegas Gubernur Soekarwo, usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2017, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (1/10).
Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Soekarwo, mengibaratkan paham komunisme seperti gelandangan yang sudah tidak memiliki rumah dan tidak bisa makan lagi. “Kapasitas saya bukan seorang intelijen, tapi bila masyarakat ada yang melihat silahkan saja untuk melapor,” katanya.
Dalam kesempatan itu, mantan Sekdaprov Jatim itu mengajak masyarakat menarik pembelajaran dari peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Menurutnya, proses sejarah menjadikan bagian bahwa pandangan hidup dan filsafat bangsa yang diangkat dari nilai- nilai Pancasila harus dipertahankan oleh siapapun.
Suatu negara, lanjutnya, bila ingin makmur harus memiliki dua nilai, pertama keadilan dan kedua soal kebudayaan. Indonesia tidak hanya masalah kebudayaan tetapi masalah spiritual menjadi nilai utama seperti tertuang dalam sila pertama Pancasila. “Tidak seperti negara lain Cina dan Korea yang menempatkan kebudayaan, justru Indonesia menempatkan spiritual di poin pertama. Ini menjadi kausa prima,” tegasnya.
Pakde Karwo juga mengatakan, Pancasila harus menjadi working ideology yakni sebuah ideologi yang bekerja dan menjadi panduan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Misalnya, bila disparitas kian melebar, maka Pancasila sebagai working ideology harus kembali mengupayakan keadilan.
Dia mencontohkan, pengejawantahan lain konsep working ideology di Jatim. Dalam upaya mengembalikan konsep keadilan bagi masyarakat, salah satunya dengan membantu pihak yang kecil dan memfasilitasi suku bunga murah bagi pihak menengah. “Inilah bentuk working ideology bagaimana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terwujud,” terangnya.
Menurutnya konsep ini jelas, yakni adil dulu baru makmur. Seperti dalam hal penguasaan tanah dan penguasaan asset. “Dalam UUD sudah jelas, hal yang menjadi kepentingan umum diatur Pemerintah dalam pasal 33,” ujarnya.
Pakde juga menggarisbawahi isu paling krusial tentang Pancasila saat ini. Problem yang dihadapi bangsa saat ini bukan kuat atau lemahnya Pancasila, lanjutnya, tetapi bagaimana mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti dalam upaya mencapai keadilan harus dilakukan dengan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat, mengamalkan nilai-nilai persatuan, serta pandangan yang lebih humanis. “Kemudian meletakkan kemanusiaan dalam bagian penting karena kausa primanya adalah sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,” terangnya.
Sementara itu, upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini berjalan tertib dan khidmad di bawah komandan upacara, Letkol Marinir Muhammad Nur Rohman yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Batalyon Komplek 1 Marinir.
Sedangkan, sebagai Perwira Upacara adalah Mayor Polisi Militer Agus Budi Hariyono yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubgar 0812/Lamongan. Tema Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2017 yakni ‘Kerja Bersama Berlandaskan Pancasila Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur’.
Para undangan dan seluruh peserta mendengarkan dengan khidmad pembacaan ikrar oleh Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim Iskandar. Pembacaan pembukaan UUD 1945 oleh Ryska Setiari Putri, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama dan sebagai pembaca doa adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim, Drs H Syamsul Bakhri MPd. [iib]

Tags: