Gubernur Janji Kucurkan Kredit Rp 1,7 T Bagi Petani

Gubernur Jatim H Soekarwo saat membuka Pekan Daerah KTNA di GOR Lembu Peteng Kota Tulungagung kemarin.

Gubernur Jatim H Soekarwo saat membuka Pekan Daerah KTNA di GOR Lembu Peteng Kota Tulungagung kemarin.

Tulungagung, Bhirawa
Menjelang pelaksanaan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) diberlakukan pada tahun 2016,  petani di Jatim  bakal mendapat kemudahan dalam memperoleh kredit. Gubernur Jatim Dr H Soekarwo berjanji akan mengucurkan dana Rp 1,7 triliun untuk kredit tani pasca panen.
Janji gubernur tersebut disampaikan saat membuka Pekan Daerah KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) Jatim di Kabupaten Tulungagung yang berlangsung di GOR Lembu Peteng Kota Tulungagung, Selasa (24/11). “Dana Rp 1,7 triliun bukan dana hibah, tetapi kredit yang bunganya paling tinggi 10 persen,” ujarnya.
Menurut Soekarwo yang lekat dengan sebutan Pakde Karwo ini, nantinya penyaluran kredit di kabupaten/kota di Jatim akan dilakukan oleh BPR masing-masing pemkab atau pemkot. Setiap Pemkab dan Pemkot bisa menetapkan besaran kredit sesuai kemampuan daerahnya. Pemprov Jatim hanya mematok lima persen saja.
“Jadi bisa berbeda di setiap kabupaten dan kota. Bisa ada yang sembilan persen, atau bisa juga delapan persen. Yang penting dibawah 10 persen. Tergantung bupati dan walikotanya,” tuturnya.
Saat berdialog dengan perwakilan KTNA se-Jatim yang hadir di GOR Lembu Peteng, Pakde Karwo kembali menegaskan soal rencana kucuran kredit tersebut. Bahkan Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi yang menjadi moderator dalam acara dialog menyebut besaran bunga kredit tersebut dibawah 10 persen pertahun.
“Kredit tidak menggunakan agunan. Dua persennya untuk Jamkrida,” tandas mantan Sekdaprov Jatim ini. Itu artinya kredit dijamin oleh asuransi.
Pakde Karwo mengatakan dari populasi 35 persen petani di Jatim dan hanya menyumbang 14,47 persen dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) harus mendapat perhatian untuk dibenahi. Caranya dengan pembenahan pasca panen yang dinamakan industri primer. Pakde Karwo menyebut pembenahan industri primer ini sebagai strategi besar untuk mengurangi pengangguran kaum urban.
Soal MEA, Jatim dikatakan sudah sangat siap untuk menghadapinya. Terutama dari sektor pertanian dengan bukti saat ini menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mencatat surplus produksi padi. “Menteri Pertanian saja datang ke Jatim hampir setiap minggu. Memang Jatim menjadi provinsi yang dijagakne. Apa itu bahasa indonesianya dijagakne. Ya itu dijagakne,” ujarnya tertawa.
Menurut dia, MEA itu bahasa kuncinya ada di daya saing, harga lebih murah, kualitas lebih baik dan distribusi lebih baik. “MEA pasar ASEAN sebetulnya sangat leluasa bagi industri pasca panen, lawan terberat Thailand yang lainnya sudah masuk,” katanya.
Begitupun dengan soal SDM, Pakde Karwo menyatakan jangan membayangkan SDM dalam MEA haruslah lulusan D3, tetapi lulusan SD jika dia bersungguh-sungguh belajar, mau diberitahu dan trampil bisa menjadi tenaga kerja yang diandalkan.
“Kasus tenaga kerja kita di Taiwan, itu lebih bagus dan lebih baik dari (tenaga kerja) Philipina yang lulusan D3 dan sama-sama bergaji 7 juta. Ini UMKM Jatim yang jumlahnya 4.700 juga sudah siap. Dan yang sudah masuk ke Mindanao (Philipina) sampai Rp 2 triliun lebih,” terangnya lagi.
Pekan Daerah KTNA Jatim di Kabupaten Tulungagung bakal berlangsung mulai 24 November sampai dengan 28 November 2015. Ketua KTNA Jatim, Drs H Suyanto MMA, mengungkapkan selama sepekan tersebut diadakan berbagai kegiatan. Di antaranya kegiatan magang di kluster-kluster dan temu karya bagi anggota KTNA.
Selain itu juga digelar kegiatan ekspo dan kontes. Kegiatan ekspo diikuti oleh dinas terkait dari Pemprov Jatim dan KTNA se-Jatim. [wed]

Tags: