Gubernur Jateng Minta Olahraga Tak Dipolitisasi

Semarang, Bhirawa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar tidak ada politisasi dalam bidang olahraga terkait dengan gagalnya Provinsi Jateng menjadi tuan rumah penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020.
“Saya tidak mau merengek tapi ya sudahlah kalau modelnya begini, jangan dipolitisasi, olahraga ya olahraga, makanya olahraga tidak maju-maju, menentukan itu (tuan rumah penyelenggara PON) saja seperti itu,” katanya di Semarang, Rabu.
Ganjar mengungkapkan, Provinsi Jateng gagal menjadi tuan rumah penyelenggara PON XX/2020 karena hanya menempati ranking ke-4 setelah Papua, Aceh, dan Bali.
Pada Rapat Anggota Tahunan KONI Pusat di Jakarta, Selasa (11/3), Papua memperoleh 66 suara, Aceh dan Bali masing-masing 46 suara, sedang Jateng hanya 26 suara.
Ganjar mengusulkan agar proses penentuan tuan rumah penyelenggara PON dilakukan seperti saat menentukan penerima arisan.
“Saya usul pakai kayak arisan saja, dikocok terus keluar satu karena saat pemaparan persiapan tuan rumah penyelenggara PON XX/2020, katanya Jateng yang luar biasa dari semua segi,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Waktu pemaparan, kata Ganjar, Jateng telah menyiapkan hal-hal yang kecil seperti “jingle” maskot dan menanggung semua biaya penginapan para atlet.
Terkait dengan kesiapan sejumlah daerah untuk menjadi tuan rumah penyelenggara PON XX/2020, Ganjar menginginkan media menampilkan “venue”, cabang olahraga yang dilombakan, dukungan akomodasi, transportasi, keamanan, dan rumah sakit, termasuk dukungan keuangan.
“Dari tampilan di media (terkait kesiapan menjadi tuan rumah penyelenggara PON XX/2020, red) itu nanti bobotnya kelihatan,” kata mantan anggota DPR RI itu.
Seperti diwartakan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jateng Budi Santoso mengatakan bahwa Jateng siap bersaing dengan daerah lain untuk menjadi tuan rumah penyelenggara PON XX/2020.
“Kami siap bersaing dengan provinsi lain yang mengajukan tuan rumah PON 2020, yaitu Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua serta Papua Barat,” ujarnya.
Menurut dia, pemprov beserta KONI Jateng sudah memetakkan lokasi yang akan dijadikan tempat pertandingan termasuk kabupaten/kota yang terlibat jika Jateng menjadi tuan rumah pesta olahraga multievent empat tahunan 2020.
“Jateng sudah menentukan daerah atau lokasi yang akan menjadi tempat pertandingan dan daerah yang terlibat ada enam kabupaten/kota di Jateng, yaitu Kota Semarang, Kota Surakarta (Solo), Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Jepara,” katanya.
Untuk cabang olahraga gulat dimainkan di GOR Patriot Semarang, gantole di Kabupaten Wonogiri atau Karanganyar, judo di Unnes Semarang, kempo di Auditorium Undip Semarang, menembak di kompleks GOR Jatidiri Semarang, panahan di Stadion Sriwedari Solo, panjat tebing di Semarang atau Solo.
Kemudian cabang olahraga renang dimainkan di Unnes Semarang atau Manahan Solo, paralayang di Wonogiri, sepak takraw di Manahan Solo, sepatu roda di Manahan Solo atau Jatidiri Semarang, bulu tangkis di Jatidiri atau di GOR Sritex Arena Solo, sepak bola di Jepara, Solo, dan Semarang, tinju di GOR Bahurekso Kendal, voli pantai di Marina Semarang, arung jeram di Sungai Serayu, berkuda di Tegalwaton, dan lain sebagainya.
Jateng juga sudah memiliki venue-venue tersebut dan sekarang ini tinggal disesuaikan dengan standar nasional dan internasional, sebagai contoh venue yang ada di Solo sudah pernah dipakai untuk ASEAN Paragames 2011. [ant]

Tags: