Gubernur Jatim Apresiasi Banyaknya Penghargaan Lingkungan Hidup

Gubernur Dr H Soekarwo SH, MHum melepas ribuan burung merpati di puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2015 di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Kamis (30/7).

Gubernur Dr H Soekarwo SH, MHum melepas ribuan burung merpati di puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup 2015 di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Kamis (30/7).

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo SH, MHum mengapresiasi banyaknya penghargaan lingkungan hidup yang diraih Provinsi Jawa Timur sepanjang 2015. Banyaknya prestasi yang diraih dalam Puncak Hari Lingkungan Hidup (HLH) tingkat nasional membuktikan kualitas kesadaran masyarakat terhadap kepedulian lingkungan hidup makin tinggi.
“Kami ucapkan terima kasih pada seluruh masyarakat Jawa Timur yang senantiasa peduli lingkungan, berjuang demi kelestarian alam. Saya ucapkan terima kasih pada para pejuang lingkungan. Para pejuang lingkungan hidup harus menularkan semangatnya pada masyarakat agar semakin banyak orang yang peduli pada lingkungan,”  kata Pakde Karwo, panggilan karibnya  saat memberikan pengarahan dalam puncak Hari Lingkungan Hidup 2015 di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (30/7).
Dikatakannya, untuk meningkatkan hasil sumber daya alam, pemprov akan mengoptimalkan fungsi hutan. Saat ini, 28 persen hutan di Jatim dikelola oleh Perhutani, serta 14 persen hutan rakyat yang berfungsi sebagai hutan produksi pohon sengon. Dari 42 persen hutan yang ada di Jatim, sebagian belum bisa menyimpan air dengan baik. Karena  yang dikelola Perhutani perlu direboisasi kembali. “Pohon harus dipilih yang memiliki kemampuan menyimpan air,” katanya.
Dia berpesan, Perhutani jangan semata-mata mencari keuntungan, namun juga memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam. Hubungan antara hutan dan masyarakat harus dikelola dengan baik. Sehingga masyarakat yang ada di pinggir hutan tidak sampai mencuri karena tidak boleh masuk di area Perhutani.
Diceritakannya, dengan luas wilayah Jatim sekitar 47 ribu kilometer persegi, rata-rata tiap kilometer didiami 780 orang, sehingga tekanan terhadap alam cukup luar biasa untuk kehidupan. “Alam harus dihijaukan kembali, karena dengan lingkungan yang asri akan membuat masyarakat yang mendiaminya makin sehat,” ujarnya.
Di sisi lain, Pakde Karwo meminta peringatan Hari Lingkungan Hidup tidak hanya seremonial belaka tapi harus menghasilkan sesuatu yang konkrit untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada.  “Dalam peringatan ini harus dipikirkan cara mengatasi kekeringan yang sedang kita hadapi,” katanya.
Mengenai bencana kekeringan yang terjadi disejumlah daerah di Jatim, Gubernur juga mengatakan, tahun ini diprediksi kekeringan terjadi pada 24 kabupaten. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2014 kekeringan hanya terjadi pada 23 kabupaten. Tahun  ini bertambah pada 7 desa di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun.
Sejumlah kabupaten yang mengalami kekeringan diantaranya, Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Pacitan, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Bojonegoro,Tuban, Lamongan, Gresik, dan seluruh kabupaten di Pulau Madura. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menyiapkan bantuan mulai 4 Agustus hingga Oktober. “Kami alokasikan anggaran Rp 3,3 miliar untuk mengangkut air 3 kali dalam seminggu,” katanya.
Anggaran tersebut untuk memasok air bersih ke 24 daerah yang berpotensi mengalami kekeringan. Pemprov Jatim akan melakukan dropping air bersih tiga kali seminggu ke lokasi yang benar-bernah membutuhkan. “Kondisinya belum sampai kering, namun langkah ini untuk mencegah kekeringan yang prediksinya musim kemarau bisa mencapai enam bulan tahun ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, mengenai penyediaan air bersih masyarakat yang kesulitan air bersih untuk daerah yang berjarak tiga km dari pusat kota menjadi tanggung jawab kabupaten/kota. Sedangkan untuk yang berjarak lebih dari tiga km menjadi tanggung jawab provinsi.
“Bantuan dilakukan mulai 4 Agustus hingga bulan Oktober untuk mengangkut air bersih ke daerah lebih dari tiga km dari pusat kabupaten tiga kali seminggu. Jangan sampai masyarakat yang kesulitan air bersih di musim kering ini membeli air, tetapi harus didrop air. Pemerintah harus hadir membantu masyarakat,” katanya.
Sedangkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim Bambang Sadono menambahkan, pada peringatan HLH sedunia 2015, Jatim mendapatkan 38 penghargaan tingkat nasional. Dari 90 penghargaan Adiwiyata tingkat nasional yang diberikan pemerintah pusat, 29 diantaranya diraih oleh SMP/SMA asal Jatim. Kemudian dari 11 penghargaan Kalpataru, 4 penghargaan diraih oleh pengabdi lingkungan Jatim, serta 5 kabupaten/kota mendapatkan penghargaan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), yaitu Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Rangkaian acara peringatan HLH di Jatim dimulai sejak 28 Juli yang diisi dengan kegiatan kemah hijau, perlombaan yang bertemakan lingkungan hidup, pameran yang diikuti oleh 40 instansi pemerintah swasta maupun masyarakat.
Sementara itu Bupati Pasuruan Muhammad Irsyad Yusuf menambahkan, Kabupaten Pasuruan telah melakukan peringatan HLH pada 10 Juni lalu di lapangan Kaliandra, Kecamatan Prigen. Pemkab Pasuruan berkomitmen untuk menjaga dan melindungi kualitas lingkungan hidup yang lebih baik.
Tahun ini Kabupaten Pasuruan mendapat penghargaan bidang lingkungan hidup dari Presiden RI, yaitu tanda jasa Satya Lencana Lingkungan Hidup yang didapat oleh Mukarim, Adiwiyata Mandiri yang diperoleh oleh SMPN 1 Pandaan dan SMPN 2 Winongan. [rac,hil]

Tags: