Gubernur Jatim Buka Pintu Impor Sapi Indukan

gubernur-jatim-soekarwo-1353066652Pemprov, Bhirawa Jika sebelumnya Gubernur Jatim Dr H Soekarwo melarang keras masuknya daging sapi impor ke Jatim, tidak demikian dengan sapi indukan. Mantan sekdaprov Jatim itu malah membuka pintu impor sapi indukan guna menutup kekurangan 1 juta ekor sapi betina secara nasional. “Kalau Jatim tidak kekurangan sapi. Yang kekurangan sapi itu Indonesia. Dari 1,1 juta ton sapi yang dipotong di Jatim, kebutuhan kita hanya 500 ribu. Sisanya dikirim ke luar Jatim seperti ke Jakarta dan Bandung serta Kalimantan,” kata Gubernur Soekarwo, ditemui saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, di Grand City Surabaya, Kamis (6/3). Gubernur Soekarwo menguraikan, jumlah sapi betina di Jatim saat ini mencapai 1,6 juta. Meski demikian, jumlah itu dinilai masih kurang bila melihat kebutuhan indukan nasional 1 juta ekor. “Sapi indukan salah satu yang kami akan beri kesempatan untuk impor. Jumlah belum tahu tapi kebutuhan nasional 1 juta ekor,” jelasnya, Pakde Karwo-sapaan lekat Soekarwo, menjelaskan, sekarang ada dua juta sapi indukan di Jatim dan 1,6 juta produktif. Dengan tambahan satu juta indukan baru, maka potensi penambahan sapi siap potong bisa mencapai 80 persen atau 800.000 ekor. Perlu diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2011 jumlah sapi di Jatim sebanyak lima juta ekor dan turun menjadi 3,8 juta ekor pada 2013. Penurunan diduga akibat pengiriman sapi ke luar daerah yang tidak terkontrol. Kekurangan pasokan sapi ini diduga menyebabkan harga daging di daerah sentra daging seperti Jatim bertengger di kisaran Rp90.000/kilogram. Padahal, Kementerian Perdagangan (Kemendag) pernah menilai harga ideal daging Rp75.000/kilogram. “Kalau barangnya sedikit sedangkan jumlah peminatnya banyak, maka harganya akan naik. Itu sudah hukum ekonominya seperti itu. Sekarang bagaimana caranya agar ketersediaan sapi bisa terpenuhi. Salah satu caranya ya mendatangkan sapi indukan,” ungkapnya. Sebagai daerah sentral daging, lanjut Pakde Karwo, Jatim melarang daging dan sapi impor beredar di pasaran. Kebijakan itu ditujukan untuk melindungi daya saing peternak lokal. “Mungkin kita akan ambil sapi indukan dari Australia dan New Zealand,” pungkasnya.  [iib]

Tags: