Gubernur Jatim Imbau PMI Waspadai Pendonor HIV/AIDS

20131205_001116_76-kantong-darah-terinveksi-hivPemprov Jatim, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo meminta Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim, untuk mewaspadai pendonor yang terkena HIV/AIDS. Sebab jika pendonor yang mengidap penyakit berbahaya itu bisa lolos mendonorkan darahnya, artinya sama juga menyebarkan virus mematikan tersebut.
“Tolong dicek betul jangan sampai yang terkena HIV/AIDS atau penyakit lainnya lolos. Sebab sekarang banyak penyakit jenis baru yang bermunculan,” kata Gubernur Soekarwo, saat memberikan sambutan pemberian penghargaan bagi pendonor 75 kali di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (25/9).
Menurut dia, sejak lokalisasi di Jatim ditutup termasuk Gang Dolly dan Jarak, penyandang HIV/AIDS tidak bisa dikendalikan. Padahal dari total 1449 WTS yang ada di Dolly dan Jarak sebanyak 228 WTS positif HIV/AIDS. Oleh karena itu, PMI diminta untuk mewaspadai semua pendonor dengan menggunakan alat khusus.
“Dan yang paling membahayakan aslinya bukan para WTS itu. Namun para ibu rumah tangga yang jumlahnya tiga kali lipatnya. Mereka bisa terkena HIV/AIDS karena suaminya yang nakal diluar dan akhirnya bisa tertular,” kata mantan Sekdaprov Jatim ini.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo, sapaan lekat Soekarwo, juga mengatakan, keteladanan para DONOR DARAH Sukarela (DDS) 75 kali harus ditiru dan diikuti masyarakat lainnya. Terutama generasi muda jangan takut mengawali menjadi donor karena secara fisik masih sangat potensial untuk menjadi DDS.
Dijelaskan, donor darah perbuatan kemanusiaan yang luar biasa, karena menyelamatkan kehidupan orang lain, mendapat bonus dari Allah SWT, dan mendapat do’a dari orang yang dibantu. “PMI merupakan organisasi sosial yang baik sekali, Jatim penyumbang donor darah paling banyak di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Ketua PMI Jatim H Imam Utomo mengatakan, jumlah darah yang diperoleh dari pendonor di Jatim setiap tahun terus meningkat. Pada 2013 sebanyak 759.348 kantong dengan jumlah pemakaian sebanyak 606.813 kantong, sisa 152.535 kantong diperbantukan ke provinsi lain. Sedangkan pencapaian 2014 sampai sekarang sebanyak  433.735 kantong, dengan jumlah pemakaian sebanyak 311.890 kantong, yang rusak 105.759 kantong  sisanya 16.086 kantong.
Penghargaan kepada DDS ini telah diberikan penghargaan dan piagam kepada DDS 50 kali 1.179 orang, DDS 75 kali yang menerima penghargaan sebanyak 454 orang. Sedangkan DDS 100 kali yang akan menerima penganugerahan satya lencana kebaktian sosial dari Presiden RI tahun 2014 desember 2014 di Jakarta sebanyak 375 orang.
PMI provinsi Jatim dengan segenap jajarannya, melalui PMI kabupaten/kota yang berjumlah 37 unit selalu  berupaya untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan darah.\
Permasalahannya, ada enam kabupaten/kota yang belum mempunyai peralatan medis untuk pengolahan darah. Antara lain pemisahan komponen darah/ trombosit sangat terbatas, untuk mendeteksi secara cepat darahnya mengandung HIV/AIDS atau tidak. Yaitu Trenggalek, Pacitan, Tuban, Kota Pasuruan, Bangkalan dan Pamekasan. Harga peralatan untuk pengolahan komponen darah sekitar Rp 2 Miliar/ unit. “Oleh karena itu Pemorv Jatim diminta memberikan bantuan,” ujarnya.
Terkait permintaan Gubenur Jawa Timur Dr H Soekarwo terhadap Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim, untuk mewaspadai pendonor yang terkena HIV/AIDS maupun penyakit menular lainnya, pihak PMI sudah melakukan langkah antisipasi tersebut.
“Kualitas darah dari donor darah memang wajib harus kita jaga dan cegah supaya bebas penyakit dengan menggunakan alat khusus yang bisa mendeteksi dini apakah darah tersebut memiliki kualitas yang baik atau tidak. Adapun langkah antisipasi tersebut kita lakukan dengan cek lab empat penyakit yakni HIV/AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C dan sipilis,” ungkap Wakil Ketua Palang Merah Indonesia, H. Soebagyo, SW.
Ia menambahkan, untuk itu PMI mengimbau kepada seluruh Unit Donor Darah di seluruh Jawa Timur supaya benar-benar bisa menjaga kualitas darah dengan menggunakan reagen ditempatnya di masing-masing yang sudah tersedia.
Sedangkan PMI satu-satu yang diberikan wewenang untuk menggelar donor darah akan terus meningkatkan peralatan maupun SDM. “Kami selalu berusaha meningkatkan dan menjaga kualitas dengan SDM dan peralatan yang lebih baik sehingga semua penyakit bisa dideteksi sejak dini,” ujarnya.
Untuk itu PMI meminta kepada Gubernur agar memberikan pengarahan kepada Walikota maupun Bupati supaya bisa membantu UDD PMI di daerahnya masing-masing dengan memperbarui peralatan yang digunakan.
“Gubernur akan segera mengirimkan surat kepada seluruh Wali kota dan Bupati untuk membantu memperbarui peralatan maupun kebutuhan lainnya yang dibutuhkan PMI di daerah. Karena sampai dengan saat ini masih ada 6 daerah yang hanya memiliki peralatan standart sehingga penyakit yang ada di  darah tidak bisa dideteksi sejak dini melainkan masih melalui beberapa proses, berbeda dengan daerah lainnya yang sudah memiliki peralatan modern,” jelasnya.
[ iib.riq]

Tags: