Gubernur Jatim Imbau Warga Tetap Waspadai Daerah Rawan Bencana

Nampak jalan raya porong yang terendam, hingga menggenangi [achmad suprayogi/bhirawa]

(Porong Terendam)
Sidoarjo, Bhirawa
Banjir yang melanda sekitar Jl. Raya Porong lama akibat curah hujan, berdampak ke jalur rel kereta api, dengan ketinggian sekitar delapan Centimeter. Mulai dari Tanggulangin Km 32.00, hingga ke arah Porong Km 32.300.
Menurut Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko, rel kereta api di Tanggulangin hingga Porong sudah tergenang sejak Minggu dini harii, sekitar pulul 01.20 WIB.”Namun demikian sampai saat ini, semua perjalanan kereta api masih normal. Karena genangannya tidak terlalu dalam, ” katanya, Minggu (26/11).
Agar perjalanan KA lebih aman, perjalanan kereta api dari arah Malang ke Surabaya dan arah sebaliknya, pada saat di lokasi banjir kecepatannya dikurangi. Selain itu juga dikawal oleh beberapa petugas. “Kecepatan kereta api hanya lima Kilo meter per jam, dan dikawal oleh petugas pemeriksa jalan rel,” tegas Gatut.
Saat ini beberapa petugas PT KAI terus melakukan pemantauan, untuk menentukan langkah antisipasi apabila nantinya ketinggian air meningkat. “Bila ketinggian air meninggkat akan kami operasikan Lok BB 304 untuk mengantar rangkaian dari stasiun Tanggulangin ke Porong dan arah sebaliknya,” jelasnya.
Terpisah,Gubernur Jawa Timur, Soekarwo tanggapi soal bencana yang terjadi di Jawa Timur. Menurutnya, bencana merupakan permasalahan yang tidak bisa diprediksi. Melainkan harus ditanggulangi. “Bencana itu tidak bisa diprediksi. Tugas kita adalah menanggulangi. Maka kita siapkan penanggulangannya,” jelas Soekarwo usai menghadiri Peringatan Hari Guru Nasional di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu, 26 November 2016.
Penanggulangan bencana bisa berupa persiapan armada pengangkut untuk mengevakuasi warga, tenaga, dan konsumsi maupun perlengkapan lainnya. “Saat ini memang peralihan musim. Sehingga warga masyarakat tetap waspada, terhadap banjir, puting beliung, longsor maupun bencana lainnya, “katanya.
Apa yang harus diwaspadai, mengingat beberapa kota/daerah sudah terdampak bencana. Menurutnya, ada beberapa daerah yang harus diwaspadai saat ini. Di wilayah Selatan, seperti malang, Probolinggo hingga Banyuwangi diwaspadai terkait bencana longsor.
Sedangkan diwilayah Utara, seperti Gresik, Lamongan, Tuban, hingga Bojonegoro yang harus diwaspadai adalah persoalan banjir.”Bengawan solo ini kan hanya satu bendungan yang hanya bisa menahan air lautjangan sampai masuk ke darat. Makanya, daerah-daerah tersebut harus diwaspadai,” pintanya.
Bagaimana system’ penganggaran yang sudah disiapkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur, menurutnya, persoalan bencana sudah tidak bisa ditawar lagi. Artinya, jika persediaan anggaran senilai Rp100 miliar dirasa kurang, maka bisa diajukan kembali ke DPRD untuk penambahan anggaran kebencanaan. “Unlimited. Kalau kurang dari 100 miliar, minta lagi ke DPRD,” tandasnya. [ach]

Tags: