GubernurJatimInstruksikan 1 Rumah Satu Jumantik

Untuk mengatasi perkembangbiakan jentik nyamuk, warga melakukan kerja bakti

Untuk mengatasi perkembangbiakan jentik nyamuk, warga melakukan kerja bakti

Surabaya, Bhirawa
Untuk mencegah peningkatan kasus Demam Berdarah (DB) di tahun 2016, Gubernur Jatim melalui Dinkes Jatim mengintruksikan kepada masyarakat untuk merealisasikan satu rumah satu Juru Pematau Jentik (Jumantik).
”Jadi setiap rumah ada satu Jumatik, tujuannya untuk memantau agar di dalam dan sekitar rumah tidak ada bibit atau jentik nyamuk,” Kepala Dinkes Jatim dr Harsono.
Harsono mengaku, jika dilihat kasus DB setiap tahun mengalami peningkatan. Tahun 2010, 2011, dan 2012 jumlah penderita DBD di Jatim mengalami pasang surut. Tahun 2010 kasus DB mencapai 26.059 orang, tahun 2011 sebanyak 5.420 orang dan tahun 2012 sebanyak 8.257 orang. Sementara itu tahun 2014 jumlah kasus DBD sebesar 6.560 orang, sedangkan 2013 mencapai 14.936 orang.
”Jika dilihat jumlahnya cenderung naik, jika tidak dikendalikan maka jumlah kasusnya akan tinggi,” ucapnya.
Mantan Bupati Ngawi ini mengingatkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat agar kasus DB tidak meningkat, yaitu dengan menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air minimal satu minggu sekali, menggunakan obat pembunuh jentik pada penampungan air terbuka dan mencegah gigitan nyamuk dengan kelambu atau anti nyamuk (bakar, oles, semprot), segera membawa penderita demam ke fasilitias kesehatan terdekat.
Selain itu untuk mengatasi agar nyamuk tidak cepat berkembang biak, Dinkes Jatim akan berkordinasi dengan semua pihak dalam menggalakkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menggalakan fogging, penyediaan logistik berupa insektisida, larvasida dan mesin fogging. “Kami berusaha semaksimal mungkin karena kasus DBD dapat menyebabkan kematian,” tuturnya.
Sementara Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim, Setyo Budiono menyatakan, saat ini penularan penyakit DBD di beberapa daerah mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah pertumbuhan populasi nyamuk yang sangat tinggi. “Penambahan populasi nyamuk ini tidak lain karena didukung oleh faktor hujan, sehingga musim penghujan perkembangbiakan nyamuk sangat tinggi,” ucapnya.
Pihaknya memprediksi untuk jumlah kasus DB tertinggi tahun 2016 akan berada pada bulan Februari. Menurutnya, dengan pergeseran awal hujan pada Bulan Oktober 2015 menjadikan kasus DB di Jatim akan berada di bulan Februari. Jika awal hujan bulan September maka puncak kasus DB akan berada di Januari 2016. Menurutnya, banyaknya kasus DB di bulan Januari dan Februari selain disebabkan faktor hujan juga dikarenakan faktor kebersihan warga dalam menjaga lingkungan sekitar.
”Jika dilihat Bulan September – Desember kasus DB cenderung menurun, sehingga banyak masyarakat yang lalai untuk menjaga kebersihan lingkungan. Disinilah seharusnya peran masyarakat dalam melakukan program PSN harus semakin gencar, jika tidak maka kasus DB akan bertambah pada bulan Januari dan Februari,” pesannya. [dna]

Tags: