Gubernur Jatim Jenguk Korban

Gubernur Jatim, Khofifah Indarparawansa saat mengunjungi korban ambruknya empat ruang kelas SDN Gentong, Kota Pasuruan di RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan, Selasa (5/11) sore. [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjenguk korban akibat atap kelas roboh di SDN Gentong, Kota Pasuruan, Jatim, yang menewaskan seorang pelajar serta seorang pengajar di SDN setempat.
Gubernur Khofifah bersama rombongan tiba di RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan sekitar pukul 16.00. Terlihat Khofifah mengenakan baju putih dan rok hitam, turun dari mobil Alphard warna hitam Ia langsung masuk ke RSUD dr R Soedarsono.
Khofifah mengunjungi enam siswa atau siswi luka-luka yang hingga saat ini masih mendapatkan perawatan. Mantan Menteri Sosial tersebut menyarankan supaya pasien secara intens diberikan terapi psiko sosial untuk mengurangi trauma.
“Sudah saya sampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Pokoknya jangan ada pungutan kepada pasien. Semua yang terdampak dari ambruknya gedung SD, pemerintah akan di cover,” kata Khofifah di dampingi Sekda Kota Pasuruan, Bahrul Ulum.
Usai dari RSUD dr R Soedarsono, Khofifah akan melayat ke rumah duka korban meninggal, yakni Sevina Arsy Wijaya (19) dan Irza Almira (8). Terakhir, ia juga akan melakukan pengecekan di lokasi ambruknya atap, yakni SDN Gentong Kota Pasuruan.
Terpisah Kepala Biro Kesos Pemprov Jatim, Hudiyono menuturkan jika pihaknya telah menyalurkan bantuan dana sosial (Bansos) bagi keluarga korban ambruknya sekolah dasar negeri. “Tim saya yang mendampingi bu Gubernur tadi sudah meninjau dan kami juga sudah menyalurkan dana bansos terhadap keluarga korban,” ujar dia saat dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (6/11).
Disinggung terkait bantuan dari Dinas Pendidikan Jatim ini, pria yang juga menjabat Plt Kepala Dindik Jatim mengatakan jika hal tersebut bukan menjadi kewenangan Dinas Pendidikan Provinsi. Sebab, untuk sekolah dasar negeri menjadi kewenangan kabupaten/kota. “Kalau negeri kan sarana prasarananya bentuknya hibah dari pemerintah. Kalau SD/SMP negeri ini kan jadi kewenangan kabupaten/kota,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD Jatim, Wara Sundari Reny Pramana langsung menggelar rapat dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Provinsi Jatim. “Kebetulan saat mendengar berita itu kami Komisi E sedang rapat dengan Kadisdik dan Biro Kessos Jatim. Sehingga langsung bisa kami sampaikan sebagai warning juga,” katanya.
Warning tersebut, lanjut Reny, terkait kualitas bangunan sekokah apakah sesuai standar yang ada. Sehingga peristiwa yang menyebabkan siswa dan guru meninggal tidak terulang kembali. “Jadi, kualitas bangunan harus lebih ditingkatkan sesuai standar, sehingga peristiwa seperti itu tidak terjadi lagi di lain tempat,” ujarnya Reny yang juga dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Pihaknya juga mendesak kepada pemerintah provinsi dan pemerintah Kota Pasuruan untuk segera merespon dan memberikan bantuan-bantuan yang memadai agar proses belajar mengajar tetap bisa berjalan.
“Pemprov dan Pemkot harus memberikan bantuan kepada sekolah yang ambruk. Dan yang penting lagi pemerintah harus menangani terkait trauma para siswa agar tidak takut akibat insiden tersebut,” pungkasnya. [hil,geh,ina]

Rate this article!
Tags: