Gubernur Jatim Kritik Proyek Pelebaran Pantura di Gresik

Dr H Soekarwo

Dr H Soekarwo

Pemprov Jatim, Bhirawa
Arus mudik lebaran 1435 H jalur Pantura dipastikan akan mengalami macet di daerah Duduk Sampean, Gresik. Penyebabnya terjadi penyempitan jalan dari empat lajur menjadi hanya dua lajur. Tak hanya itu, dititik ini juga terdapat perempatan yang tidak ada lampu merahnya. Meski selalu ada polisi yang menjaga dan mengatur, namun kondisi ini diyakni tetap akan menambah keruwetan jalur sibuk ini.
Untuk melebarkan jalur ini, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo memberikan saran kepada Bupati Dr Sambari Halim Radianto. Pakde Karwo-sapaan lekat Soekarwo, menyarankan Sambari untuk menggaruk 21 rumah yang hingga sampai saat ini tidak mau lahannya dibebaskan untuk pelebaran jalan.
“Kalau di Duduk Sampean itu problemnya ada di 21 rumah yang masih tidak bisa dibongkar. Permasalahan ini sudah lama hampir tujuh tahun lebih. Seharusnya Pak Bupati menempuh jalur konsinyasi saja biar bisa digaruk rumahnya,” kata Pakde Karwo, dikonfirmasi, Rabu (23/7).
Menurut dia, cara Bupati Gresik dalam membebaskan lahan menggunakan cara yang humanis, tidak suka menggunakan cara paksaan. “Maklum, tahun depan kan beliaunya mau nyalon lagi, jadi menggunakan cara humanis,” katanya sambil tersenyum.
Dijelaskan, jalur Pantura Surabaya – Babat hanya di Duduk Sampean yang hingga sampai saat ini masih menjadi masalah. Sebelum dan sesudah Duduk Sampean jalurnya sudah mulus dan lebar semua.
“Jalur rel kereta api double track yan sebelumnya menyebabkan kemacetan di Lamongan juga sudah dibenahi. Relnya yang dulu tinggi sebelah sudah diratakan sehingga tak menyendar kendaraan yang melintas,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait daerah rawan macet lainnya, Pakde Karwo sudah memerintahkan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim untuk melakukan penambalan jalan. Langkah ini ditempuh sebab jalan yang rusak tidak semuanya jalan provinsi, tapi juga ada jalan nasional.
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub dan LLAJ) Provinsi Jatim, dari 12 jalur utama, terdapat 44 lokasi rawan yang perlu diwaspadai pemudik. Ke-44 lokasi rawan itu secara umum dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni rawan macet, rawan bencana, dan rawan kecelakaan.
“Penyebabnya banyak, dari kondisi jalan, pasar tumpah, kontur tanah, hingga perlintasan kereta api,” kata kata Kepala Dishub dan LLAJ Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi.
Untuk lokasi rawan macet, antara lain adalah jalur Surabaya-Mojokerto-Madiun-Magetan-Ngawi, yakni di simpang Medaeng-Kletek. Di jalur itu, volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, di simpang kenanten Mojokerto ada penyempitan jalan, di jalur Guyangan-Bagor-Wilangan-Saradan, ada empat perlintasan KA, dan kepadatan lalu lintas dua lajur.
Adapun lokasi rawan bencana antara lain ada di jalur Surabaya-Lamongan-Tuban-Bulu. Di sana ada dua wilayah rawan banjir yakni di Tambakboyo dan Widang. Di jalur Surabaya-Mojokerto-Madiun-Magetan-Ngawi, hanya ada satu lokasi rawan bencana berupa kabut, yakni di Mojokerto.
Sementara itu, lokasi rawan kecelakaan, di antaranya ada di jalur Surabaya-Malang-Blitar-Tulungagung, tepatnya di Jl Sunandar Priyo Sudarmo dan Jl raya desa pojok kecamatan Garum Blitar. Di jalur Surabaya-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi, kecelakaan rawan terjadi di Jl Raya Arjosari Rejoso Pasuruan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan dinas perhubungan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, untuk melengkapi rambu peringatan di lokasi tersebut, dan menyiapkan jalur alternatif,” tandasnya.  [iib]

Tags: